Pesantren Kesayangan ku

Pesantren Kesayangan ku
PONDOK PESANTREN BAITUL MAGHFIROH

IQRO

Mana Yang Afdlal Alhamdulillah Atau Yang Lailahaillah

Ulama' berselisih faham tentang manakah yang lebih utama, apakah bacaan Alhamdulillah atau Lailahailah ? Segolongan ulama' mengikuti yang pertama, karna hamdu (pijian) merupakan pengesaan dan pujian. Dan dalam Lailahailah hanya pengesaan saja. mereka berhujah dengan haditsnya Abi Hurairoh dan Abi Sa'id rodliallahu 'anhuma secara marfu' "barang siapa mengucapkan Lailahailah, akan ditulis baginya sepuluh kebaikan, dan diampuni sepuluh keburukan. Barang siapa mengucapkan Alhamdulillahirobbil 'alamin, ditulis tigapuluh kebaikan, dan akan diampuni darinya tigapuluh keburukan.

Dan golongan yang lainmengikuti pendapat kedua, karena Lailahailah menafikan kekafiran dan tentang Lailahailah manusia akan ditanya. Meeka berhujah dengan kanjengNabi sa, "sebaik baik ucapan yang aku ucapkandan diucapkan oleh para nabi sebelumku adalah " Lailahailah " Dan firman Allah dalam hahadits qutsi, "orang - orang yang disibukan dengan dzikir kepada-Ku, maka Aku akan memberiia, afdlanya yang telah diberikan pada para pemohon".

Golongan kedua ini memberikan jawaban dari masalah dalam hadits Habi Hurairah, Sesungguhnya duapuluh kebaikan yang telah disebutkan, untuk orang yang mengucapkan Lailahailah, walau lebih sedikit jumlahnya dibanding tiga puluh, tetapi tiga puluh itu lebih utama

KATA PENGANTAR

Assalamu'alaikum Wr.Wb

Segala puji kami tujukan kehadirat Allah SWT. karena dengan rahmat dan inayahnya, Sehingga kami dapat menulis tentang islam, terutama sebagai pengigat aku dan umumnya kepada umat seluruh dunia, dalam bidang mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Temanya mendekatkan diri kepada Allah SWT, dan mempersubur rasa ukhumiyah islamiyah, kerja sama dan saling bantu membantudalam melaksanakan ibadah dan membimbing trerbinanya akhlakul karimah untuk menuju umat yang bertakwa kepada Allah SWT, Demi Kebahagiaan hidup di akherat nanti

Wassalam

Lyla ~ Tak Kan Ada

width="250" allowscriptaccess="always">

value="autostart=yes&playerID=1&bg=0xCDDFF3&leftbg=0x357DCE&lefticon=0xF2F2F2&rightbg=0x357DCE&rightbghover=0x6797CC&righticon=0xF2F2F2&righticonhover=0xF2F2F2&text=0x357DCE&slider=0x357DCE&track=0xFFFFFF&loader=0x72A4DD&border=0xFFFFFF&soundFile=http://www.stafaband.info/preview/47030708/5c235666.mp3">





Get more songs & code at www.stafaband.info

CD 1


Download Islamic Movies: The Message .. The Story Of Islam with Rapidshare, Megaupload, Mediafire Link & Hight-Speed Link

Islamic Movies:


The Message: The Story Of Islam :: 1976




ScreenCaps


CD1
Code - [#]
http://rapidshare.com/files/315724419/The_Message_-_CD1.part1.rar

http://rapidshare.com/files/315726636/The_Message_-_CD1.part2.rar

http://rapidshare.com/files/315725586/The_Message_-_CD1.part3.rar

http://rapidshare.com/files/315725850/The_Message_-_CD1.part4.rar

http://rapidshare.com/files/315726150/The_Message_-_CD1.part5.rar

http://rapidshare.com/files/315727932/The_Message_-_CD1.part6.rar

http://rapidshare.com/files/315727435/The_Message_-_CD1.part7.rar

http://rapidshare.com/files/315726619/The_Message_-_CD1.part8.rar



sufi gaul

sufi gaul buku bacan tentang salifi

film japung net: SEJARAH SINGKAT LIRBOYO

film japung net: SEJARAH SINGKAT LIRBOYO
www.japung-net.blogspot.com

PONDOK PESANTREN SALAFIYAH BAITUL MAGHFIROH



PENDIRI PONDOK PESANTREN SALAFIYAH
BAITUL MAGHFIROH


KH. AHMAD BURHAN ALBANANI




TAMAN PENDIDIKAN QIROATI

(TPQ)




JALIN SILATUHROHMI ALUMNI
SANTRI

RENCANA REONI SELURUH ALUMNI PON PES BAITUL MAGHFIROH
Sempu - Sarimulyo - Cluring - Banyuwangi
Jl.melati No 10 telp 085258472617

HUBUNGI...............
TELP 085258472617
KANG HALIM

SAMBUNG SANTRI AKAN MENJADIKAN KOKOH DUNIA



SAYANGILAH PESANTREN
PENDIDIKAN YANG
SANGAT BERMUTU


SEGARA GABUNG
DI ORGANISASI
PERSATUAN ALUMNI
SANTRI




TERIMAKASIH PARTISIPASINYA

SEJARAH SINGKAT LIRBOYO


SEJARAH BERDIRINYA PONDOK PESANTREN LIRBOYO

Lirboyo, awalnya adalah nama sebuah desa terpencil yang terletak di Kecamatan Mojoroto Kota Kediri Jawa Timur. dahulu desa ini merupakan sarang penyamun dan perampok, hingga pada suatu ketika atas prakarsa Kyai Sholeh, seorang yang Alim dari desa Banjarmelati dan dirintis oleh salah satu menantunya yang bernama KH. Abdul Karim, seorang yang Alim berasal dari Magelang Jawa Tengah.

Sejarah berdirinya Pondok Pesantren Lirboyo erat sekali hubungannya dengan awal mula KH. Abdul Karim menetap di Desa Lirboyo sekitar tahun 1910 M. setelah kelahiran putri pertama beliau yang bernama Hannah dari perkawinannya dengan Nyai Khodijah (Dlomroh), putri Kyai Sholeh Banjarmelati.

Perpindahan KH. Abdul Karim ke desa Lirboyo dilatar belakangi, dorongan dari mertuanya sendiri yang pada waktu itu menjadi seorang da’i, karena Kyai Sholeh berharap dengan menetapnya KH. Abdul Karim di Lirboyo, maka syiar Islam lebih luas. Disamping itu, juga atas permohonan kepala desa Lirboyo kepada Kyai Sholeh agar berkenan menempatkan salah satu menantunya di desa Lirboyo. Dengan hal ini diharapkan Lirboyo yang semula angker dan rawan kejahatan menjadi sebuah desa yang aman dan tentram.

Harapan kepala desa menjadi kenyataan. Konon ketika pertama kali kyai Abdul Karim menetap di Lirboyo, tanah tersebut diadzani, saat itu juga semalaman penduduk Lirboyo tidak bisa tidur karena perpindahan makhluk halus yang lari tunggang langgang menyelamatkan diri.

Tiga puluh lima hari setelah menempati tanah waqaf tersebut, KH. Abdul Karim mendirikan surau mungil nan sederhana untuk mendekatkan diri kepada sang pencipta.

Santri Perdana dan Pondok Lama

Adalah seorang bocah lugu yang bernama Umar asal Madiun, dialah santri pertama yang menimba ilmu dari KH. Abdul Karim di Pondok Pesantren Lirboyo. Kedatangannya disambut baik oleh KH. Abdul Karim, karena kedatangan musafir itu untuk tholabul ilmi , menimba pengetahuan agama. Selama nyantri, Umar sangat ulet dan telaten. Ia benar-benar taat pada Kyai.

Demikian jalan yang ditempuh Umar selama di Lirboyo. Selang beberapa waktu ada tiga santri menyusul jejak Umar. Mereka berasal dari Magelang, daerah asal KH. Abdul Karim. Masing-masing bernama Yusuf, Shomad Dan Sahil. Tidak lama kemudian datanglah dua orang santri bernam Syamsuddin dan Maulana, keduanya berasal dari Gurah Kediri. Seperti santri sebelumnya, kedatangan kedua santri ini bermaksud untuk mendalami ilmu agama dari KH. Abdul Karim. Akan tetapi baru dua hari saja mereka berdua menetap di Lirboyo, semua barang-barangnya ludes di sambar pencuri. Memang pada saat itu situasi Lirboyo belum sepenuhnya aman, di Lirboyo masih ada sisa-sisa perbuatan tangan-tangan kotor. Akhirnya mereka berdua mengurungkan niatnya untuk mencari ilmu. Mereka pulang ke kampung halamannya.

Tahun demi tahun, keberadaan Pondok Pesantren Lirboyo semakin dikenal oleh masyarakat luas dan semakin banyaklah santri yang berdatangan mengikuti santri-santri sebelumnya untuk bertholabul ilmi , maka untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan seperti yang dialami oleh Syamsuddin dan Maulana, dibentuklah satuan keamanan yang bertugas ronda keliling disekitar pondok.

Berdirinya Masjid Pondok Pesantren Lirboyo

Masjid merupakan elemen yang tidak dapat dipisahkan dengan pondok pesantren, karena keberadaannya yangbegitu penting bagi perkembangan dakwah bagi ummat Islam dan sebagai sarana untuk mengadakan berbagai macam kegiatan keagamaan, sebagaimana praktek sholat berjama’ah dan lain sebagainya. Oleh sebab itu, bukan merupakan hal yang aneh jika dimana ada pesantren disitu pula ada masjid, seperti yang dapat kita lihat di Pondok Pesantren Lirboyo.

Asal mula berdirinya masjid di Pondok Lirboyo, karena Pondok Pesantren yang sudah berwujud nyata itu kian hari banyak santri yang berdatangan, sehingga dirasakan KH. Abdul Karim, belum dianggap sempurna sebuah pesantren kalau belum ada masjidnya. Maka dua setengah tahun setelah berdirinya Pondok Pesantren Lirboyo, tepatnya pada tahun 1913 M. timbullah gagasan dari KH. Abdul Karim untuk merintis berdirinya masjid dilingkungan Pondok.

Semula masjid itu amat sederhana sekali, tidak lebih dari dinding dan atap yang terbuat dari kayu. Namun setelah beberapa lama masjid itu digunakan, lambat laun bangunan itu mengalami kerapuhan. Bahkan suatu ketika bangunan itu hancur porak poranda ditiup angin beliung dengan kencang. Akhirnya KH. Muhammad yang tidak lain adalah kakak ipar KH. Abdul Karim sendiri mempunyai inisiatif untuk membangun kembali masjid yang telah rusak itu dengan bangunan yang lebih permanen. Jalan keluar yang ditempuh KH. Muhammad, beliau menemui KH. Abdul Karim guna meminta pertimbangan dan bermusyawarah. Tidak lama kemudian seraya KH. Abdul Karim mengutus H. Ya’qub yang tidak lain adik iparnya sendiri untuk sowan berkonsultasi dengan KH. Ma’ruf Kedunglo mengenai langkah selanjutnya yang harus ditempuh dalam pelaksanaan pembangunan masjid tersebut.

Dari pertemuan antara H. Ya’qub dengan KH. Ma’ruf Kedunglo itu membuahkan persetujuan, yaitu dana pembangunan masjid dimintakan dari sumbangan para dermawan dan hartawan. Usai pembangunan itu diselesaikan, peresmian dilakukan pada tanggal 15 Rabi’ul Awwal 1347 H. / 1928 M. Acara itu bertepatan dengan acara ngunduh mantu putri KH. Abdul Karim yang kedua , Salamah dengan KH. Manshur Paculgowang.

Dalam tempo penggarapan yang tidak terlalu lama, masjid itu sudah berdiri tegak dan megah (pada masa itu) dengan mustakanya yang menjulang tinggi, dinding serta lantainya yang terbuat dari batu merah, gaya bangunannya yang bergaya klasik, yang merupakan gaya arsitektur Jawa kuno dengan gaya arsitektur negara Timur Tengah.

Untuk mengenang kembali masa keemasan Islam pada abad pertengahan, maka atas prakarsa KH. Ma’ruf pintu yang semula hanya satu, ditambah lagi menjadi sembilan, mirip kejayaan daulat Fatimiyyah.

Selang beberapa tahun setelah bangunan masjid itu berdiri, santri kian bertambah banyak. Maka sebagai akibatnya masjid yang semula dirasa longgar semakin terasa sempit. Kemudian diadakan perluasan dengan menambah serambi muka, yang sebagian besar dananya dipikul oleh H. Bisyri, dermawan dari Branggahan Kediri. Pembangunan ini dilakukan pada tahun sekitar 1984 M.

Tidak sampai disitu, sekitar tahun 1994 M. ditambahkan bangunan serambi depan masjid. Dengan pembangunan ini diharapkan cukupnya tempat untuk berjama’ah para santri, akan tetapi kenyataan mengatakan lain, jama’ah para santri tetap saja membludak sehingga sebagian harus berjamaah tanpa menggunakan atap. Bahkan sampai kini bila berjama'ah sholat Jum'at banyak santri dan penduduk yang harus beralaskan aspal jalan umum.

Untuk menjaga dan melestarikan amal jariyyah pendahulu serta menghargai dan melestarikan nilai ritual dan histories, sampai sekarang masjid itu tidak mengalami perobahan, hanya saja hampir tiap menjelang akhir tahun dinding-dindingnya dikapur dan sedikit ditambal sulam.


Denah Lokasi Pondok Pesantren Lirboyo
www.lirboyo.com

geo fles