Pesantren Kesayangan ku

Pesantren Kesayangan ku
PONDOK PESANTREN BAITUL MAGHFIROH

IQRO

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan individu (remaja) berlangsungterus menerus dant idak dapat diulang kembali. Masa remaja merupakan masayang rentanterhadap perbuatan-perbuatanyang kurang baik diakibatkan sikap merekayang suka mencoba-coba pada halyang baru. Pada perkembanganf isik remaja mulai nampakterutama pada bagian organ-organ seksualnya secaraf isik, pada masa remaja pula mulai pembentukan hormon-hormon seksual sudah mulai terbentuk ehingga perilaku atau tingkah lakunya banyak dipengaruhi oleh hormintersebut.

Namun yang menjadip er h atian kita adalah pergaulan remaja pada zaman sekarangini sudah sampai padataraf mengkhawatirkan. Media massa baik elektronik maupun cetak dengan leluasa menampilkan hal-halyang menjadi salah satufaktor penyebab kerusakan akhlak generasi muda pada masa sekarangini. Bukan masalah akhlak saja, akibat dari itu juga menimbulkan rendahnya kualitas belajar siswa ketika mengalami gangguan pada masa- masa remaja.

Untuk itubimbingan orang tua terhadap anak pada seusia remaja sangatlah dibutuhkan agar mereka dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengant ingkat perkembangannya. Agar orangtua dapat memberikan bimbingan kepada putra-putrinya hendaknya mengetahui perkembanganf isik remaja.Selain orangtuaterdapat beberapafaktoryang dapat membantu untuk memecahkan promatika remaja.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang permasalahan di atas, dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut :

Apa saja permasalahan pada dunia pergaulan remaja pada masa sekarang ini dan bagaimana cara penaggulangannya?´


 


 

BAB II

PEMBAHASAN

A. Masa Remaja

Masa remaja merupakan masa dimana seorang individu mengalami peralihan dari satutahap ketahap berikutnya dan mengalami perubahan baik emosi,tubuh, minat, pola perilaku, dan juga penuh dengan masalah-masalah (Hurlock, 1998).

Dalam berbagai buku psikologiterdapat perbedaan pendapat tentang remaja namun padaintinya mempunyai pengertianyang hampir sama. Penggunaan istilah untuk menyebutkan masa peralihan masa anak dengan dewasa, ada yang menggunakan istilah puberty (Inggris) puberteit (Belanda), pubertasi (Latin), yang berarti kedewasaan yang dilandasi sifat dan tanda-tanda kelaki- lakian dan keperempuanan. Ada pulayang menyebutkanistilah adolescent (Latin) yaitu masa muda. Istilah pubercense yang berasal dari kata pubis yang dimaksud dengan pubishair atau mulaitumbuhnya rambut di sekitar kemaluan.Istilah yang dipakai di Indonesia para ahli psikologi juga bermacam-macam pendapattentang definisi remaja.D i sini dapat diajukan batasan remana adalah masa peralihan dari masa anak dengan masa dewasa yang mengalami perkembangan semua aspek/fungsiu ntuk memasuki masa dewasa Oleh karenanya, remaja sangatr entan sekali mengala mimasalah psikososial,yakni masalah psikis atau kejiwaanyangt imbul sebagai akibat terjadinya perubahan sosial.

Memang banyak perubahan pada diri seseorang sebagai tanda keremajaan, namun seringkali perubahanitu hanya merupakan suatutanda-tandaf isik dan bukan sebagai pengesahan akan keremajaan seseorang. Namun satu halyang pasti, konflikyang dihadapi oleh remaja semakin kompleks seiring dengan perubahan pada berbagai dimensi kehidupan dalam diri mereka. Untuk dapat memahami remaja, maka perlu dilihat berdasarkan perubahan pada dimensi - dimensi tersebut.


 

1.Dimensi Biologis

Pada saat seorang anak memasuki masa pubertasyang ditandai dengan menstruasi pertama pada remaja putri atau pun perubahan suara pada remaja putra, secara biologis dia mengalami perubahanyang sangat besar.

Pubertas menjadikan seorang anakt iba-tiba memiliki kemampuan untuk ber-reproduksi. Pada masa pubertas, hormon seseorang menjadi aktif dalam memproduksi dua jenis hormon(gonadotrophins atau

gonadotrophic hormones)yang berhubungan dengan pertumbuhan,yaitu:

a. F ollicle-StimulatingH ormone(FSH )

b. LuteinizingHormone(L H)

Pada anak perempuan, kedua hormontersebut merangsang pertumbuhan estrogen dan progesterone: dua jenis hormon kewanitaan. Pada anak lelaki, Luteinizing Hormone yang juga dinamakan Interstitial-Cell Stimulating Hormone (ICSH) merangsang pertumbuhan testosterone.

Pertumbuhan secara cepat dari hormon-hormontersebut di atas merubah sistem biologis seorang anak. Anak perempuan akan mendapat menstruasi, sebagai pertanda bahwa sistem reproduksinya sudah aktif. Selainituterjadi juga perubahanf isik seperti payudara mulai berkembang, dll.Anak lelaki mulai memperlihatkan perubahan dalam suara, otot, danf isik lainnyayang berhubungan dengantumbuhnya hormontestosterone. Bentukf isik mereka akan berubah secara cepat sejak awal pubertas dan akan membawa mereka pada dunia remaja.

2. Dimensi Kognitif

Perkembangan kognitif remaja, dalam pandanganJean Piaget (seorang ahli perkembangan kognitif) merupakan periodeterakhir dantertinggi dalam tahap pertumbuhan operasi formal (period of formal operations). Pada periodeini,idealnya para remaja sudah memiliki pola pikir sendiri dalam usaha memecahkan masalah-masalahyang kompleks dan abstrak. Kemampuan berpikir para remaja berkembang sedemikian rupa sehingga mereka dengan mudah dapat membayangkan banyak alternatif pemecahan masalah beserta kemungkinan akibat atau hasilnya.

Kapasitas berpikir secara logis dan abstrak mereka berkembang sehingga mereka mampu berpikir multi-dimensi seperti ilmuwan. Para remajat idak lagi menerima informasi apa adanya, tetapi mereka akan memproses informasi itu serta mengadaptasikannya dengan pemikiran mereka sendiri.

3. Dimensi Moral

Masa remaja adalah periode dimana seseorang mulaib e rtanya-tanya mengenai berbagai fenomenayangterjadi di lingkungan sekitarnya sebagai dasarbagi pembentukan nilai diri mereka. Elliot Turiel( 1 9 7 8) menyatakan bahwa para remaja mulai membuat penilaiantersendiri dalam menghadapi masalah-masalah populeryang berkenaan dengan lingkungan mereka, misalnya: politik, kemanusiaan, perang, keadaan sosial, dsb. Remaja tidak lagi menerima hasil pemikiran yang kaku, sederhana, dan absolut yang diberikan pada mereka selama ini tanpa bantahan. Remaja mulaim e m p ertanyakan keabsahan pemikiran yang ada dan mempertimbangan lebih banyak alternatiflainnya. Secara kritis, remaja akan lebih banyak melakukan pengamatan keluar dan membandingkannya dengan hal-halyang selamaini diajarkan dan ditanamkan kepadanya. Sebagian besar para remaja mulai melihat adanya kenyataan´ lain di luar dari yang selama inidiketahui dan dipercayainya

4. DimensiP sikologis

Masa remaja merupakan masa yang penuh gejolak. Pada masa ini mood (suasana hati) isa berubah dengan sangatcepat. Hasil penelitian di Chicago oleh Mihalyi Csikszentmihalyi danReedLarson( 1 9 84) menemukan bahwa remaja rata-rata memerlukan hanya4 5 menit untuk berubah dari mood³senang luar biasa´ ke³sedih luar biasa´, sementara orang dewasa memerlukan beberapa jam untuk halyang sama. Perubahan mood (swing) yang drastis pada para remaja ini seringkali dikarenakan beban pekerjaan rumah, pekerjaan sekolah, atau kegiatan sehari-hari di rumah. Meski mood remajayang mudah berubah- ubah dengan cepat, haltersebut belumtentu merupakan gejala atau masalah psikologis.

Pada usia 16 tahun ke atas, keeksentrikan remaja akan berkurang dengan sendirinya jikaia sering dihadapkan dengan dunia nyata. Pada saat itu, Remaja akan mulai sadar bahwa orang lain tenyata memiliki dunia tersendiri dan tidak selalu sama dengan yang dihadapiatau pun dipikirkannya.Anggapan remaja bahwa mereka selalu diperhatikan oleh orang lain kemudian menjadi tidak berdasar. Pada saat inilah, remaja

mulai dihadapkan dengan realita dantantangan untuk menyesuaikan impian dan angan-angan mereka dengan kenyataan. Para remaja juga sering menganggap diri mereka serba mampu, sehingga seringkali mereka terlihat tidak memikirkan akibat´ dari perbuatan mereka. Tindakanimpulsif sering dilakukan; sebagian karena mereka tidak sadar dan belum biasa memperhitungkan akibat jangka pendek atau jangka panjang. Remajayang diberi kesempatan untuk mempertangung- jawabkan perbuatanmereka, akantumbuh menjadi orang dewasayang lebih berhati-hati, lebih percaya-diri, dan mampu bertanggung-jawab. Dari beberapa dimensi perubahanyangterjadi pada remaja seperti yang telah dijelaskan diatas maka terdapat kemungkinan-kemungkinan perilaku yang bisa terjadi pada masa ini.D iantaranya adalah perilaku yang mengundang resiko dan berdampak negative pada remaja. Perilakuyang mengundang resiko pada masa remaja misalnya seperti penggunaan alcohol,tembakau danzat lainnya; aktivitas socialyang berganti ± ganti pasangan dan perilaku menentang bahaya seperti balapan, selancar udara, dan layang gantung( Kaplan danSadock,1 9 9 7).

Alasan perilaku yang mengundang resiko adalah bermacam ± macam dan berhubungan dengan dinamikafobia balik( conterphobic dynamic ), rasa takutdianggap tidak cakap, perlu untuk menegaskan identitas maskulin dan dinamika kelompok seperti tekananteman sebaya.

B. Pergau lan Remaja Secara Islami

Adalah remaja yang sopan terhadap sesama muslim dan remaja yang sopan dalam berpakaian dan dengan kata-katayang lembut dantertutup. Memang remaja ini, kalau menurut zaman sekarang adalah zaman kuno, akan tetapi menurutajaran Islam adalah wanita harus menutup auratnya dan dilarang memperlihatkan anggota tubuh nyayang sexy itu. Karena aurat wanitaitu sangat mahal harganya dan remajaini biasa sangat kuper. Remaja seperti inibiasanya jarang suka bergabung dengan teman-temannya lain, karena dia lebih suka mengurung diri dan dia sukanya sholat, mengaji, dll.

Ketika seseorang menjadi remaja, maka dia dibesarkan untuk menjalankan kewajiban-kewajiban agama, sebagaimanayang diwajibkan kepada orang dewasa.Dia sudah bertanggung-jawab kepada Allah SWT atas segalayang dilakukan.Setiap kesalahanyang dilakukan akan dicatat sebagai dosa dan setiap kebaikan dicatat sebagai amal sholehyang akan mendapatkan pahala.

Apabila remaja bisa menjalankannya dengan baik, maka Allah akan senantiasa menolongnya dan apabila remaja masih belum bisa menjalankannya, maka Allah

tidak mungkin menolongnya.

Kalau remaja sekarang ini menganggap agama itu nomor2 , remaja sekarang lebih suka bergaul denganteman-teman dan lupa dengan kewajibannya sendiri. Dan bisa-bisaterjerumus dengan golongan setan dan setanitu selalu menggoda umat Islam untuk meninggalkan kewajibannya sebagai umat muslim. Jika umatnya menyebut namaAllah maka godaanitut idak akan menjerumuskan kita.

C. Percintaan Remaja

Pengertiannya di zaman sekarang banyak anak remajayang memulai kebiasaannya dengan berpacaran. Karena di jaman sekarangtermasuk jaman yang modern yang kebanyakan anak remaja sedang suka-sukanya berpacaran karena kalau merekat idak melakukan hal -halyang seperti itu mereka disebut anak kuperyang ketinggalan jaman. Sebab masa sekarang seringterjadi anak yang lagia syik berpacaran biasanya mereka selalu senang dengan sendirinya tidak merugikan orang lain karena itu mereka selalu berkata percintaan itu indah dan yang lain ngontrak, itu yang sering diucapkan pada anak remaja yang sedang bercinta.

Terkadang anak remaja sekarang banyak yang kecewa karena bercinta merugikan mereka. Banyak anakyang rela mati demi sang kekasihnya. Oleh karenaitu agama menyarankan bahwa anak-anakyang masih kecil beranjak dewasa nganlah terlalu tergiur oleh hal semacam itu. Karena sanga merugikan, bukan merugikan diri sendiri saja melainkan orang lainyang dekat dengan kita.

Dan agama menyarankan bahwa bukan tidak diperbolehkan bercinta/berpacaran,tapi berdasarkan norma-normayang berlaku. Contoh bercintayang didasari norma-norma agamaIslam:

a. Tidak diperbolehkan berpegangantangan.

b. Tidak diperbolehkan berdekatan/ saling berdekatan.

c. Tidak diperbolehkan berciuman.

d. Tidak diperbolehkan berboncengan mesra

Dani tu diperbolehkan bila orangitu sudah sah menjadi suami isteri. Anak remaja sekarang banyak yang tergoda dan tergiur, karena hawa nafsunya anak remaja sangat besar. Oleh karenaitu banyak remajayang senang bercinta karenaingin mendapatkan hakyangt idak diperbolehkan kecuali kalau mereka sudah menikah.

Contoh masalah remajayang seringterjadi di zaman sekarang:

  1. Banyak anak yang masih usia sekolah hamil diluar nikah.
  2. Banyak anak yang mencoba melakukan bunuh diri karena putus cinta. Dan lain sebagainya

Dan masih dalam masalah remaja. Banyak anakyang masih dalamtahap sekolahia berpacaran dengan sangat keterlaluan akhirnyaia hamil dan anaknya/janinnya digugurkan/dibunuh karena sang pacar/orangyang menghamili tidak mau bertanggung-jawab, dan masih ada pula masalah karenaia sudah bertekad dan mempunyai keinginan untuk menikah atau melangsungkan hidupnya dengan berkeluarga, maka mayoritas anak sekolah banyak yang memutuskan sekolahnya dan keinginannya.

Oleh sebab itu masalah itu sangatdiperhatikan oleh negara karena merugikan diri sendiri dan orang lain.D an masalah kemiskinan, pengangguran adalah ulah orangyangt idak bertanggung-jawab karenaia memilih berkeluarga dibandingkan dengan bersekolah.

D. Realita Remaja : Hamil Di Luar Nikah (Free Sex)

Hamil di luar nikah terjadia kibat pergaulan bebas yang telah melampaui batasyang banyak dilakukan oleh pasangan-pasanganyang belum mempunyai ikatan resmi.D alam hal pernikahan biasanya oleh pasangan muda-mudi usia sekolah atau yang masih remaja.

Dua sejoli yang saling mencintai dan melakukan hubunganintim(hubungan suami isteri)yang belum saatnya disebabkan oleh:

  1. Kurangnya pengawasan orangtua.
  2. Gampang terpengaruh.
  3. Tidak dapat menjaga diri & kepercayaan orangtua yang telah diberikan

Akibat free sex :

1. Hamil di luar nikah.

2. Membuat malu sanak keluarga.

3. Bunuh dirik a r e n a tidak tahan menanggung malu.

4. Menggugurkan janin hasil free sex karena tidak ingin menanggung malu

5. Terjadinya pembunuhan karena pihak lelaki tidak mau bertanggung-

jawab.

E. Kriminalitas Remaja

Kriminalitas merupakan masalah yang sangats erius yang dihadapi oleh semua negara di dunia. Karena dapat merugikan dan mempengaruhi perkembangan gaya hidup para remaja. Tingginya angka kriminalitast idak hanya disebabkan oleh orang-orang usia dewasa,tetapi juga oleh remajayang semakin hari semakin meningkat.

Dari kenyataan menunjukkan bahwa remaja pada eraini banyak sekali yang terlibat dengan hal-hal yang termasuk kriminalitas seperti :

1.Penggunaan dan mengedarkan narkoba

Penggunaan dan peredaran narkoba saat ini semakin meluas,t idak hanya dari kalangan dewasa sajatetapi anak-anak dan juga remaja. Kenyataan menunjukkan bahwa saat ini banyak sekali siswa-siswi usia sekolah yang menggunakan narkoba dari SMA, mahasiswi bahkan siswa-siswi Sekolah Dasar.

Adapun tata cara pengedar narkoba untuk meracunia fikiran para remaja sebagai berikut :

  1. Datang dari temanyang mula-mula menawarkan narkoba dengan alasan menjernihkanf ikiranyang sedang kacau sehinggaterpengaruh.
  2. Para pengedaryang mendatangi sekolah-sekolah atau kampusyang semula menghasut para siswa-siswi untuk mencoba dan kemudian mereka merasa ketagihan. Datang dari rasaingintahu dan ingin mencoba.
  3. Pada dasarnya narkoba sendiri ialahzat yang bersifat adiktif yaituzat yang dapat mempengaruhi atau membuat ketagihanyang dapat merusak sistem syaraf motorik dan jaringan pertahanan tubuh.

Macam-macam narkoba contohnya ganja, heroin, sabu-sabu, putaw, morfin, dll. Ciri-ciri pengguna narkoba:

a. mata lelap

b. Pupil mengecil

c. Badan kurus

d. Bibir berwarna kebiru-biruan

e. Pandangan kosong

f. Jarang mandi

Akibatd a rin a r k o b a :

a.D apat menyebabkanH I V danA ID S .

b. Overdosis bagi yangterlalu banyak menggunakannya.

c. Akanterasa sakit di seluruhtubuh jikatelat mengkonsumsinya

d.Akan melakukan hal-halyang membahayakan dirinya jika sedang sakaw.

e. Kematian.

2. Pencurian barang dan kendaraan bermotor

Pencurian barang-barang elektronik dan kendaraan bermotor sekarangini sedang marakterjadi. Kepolisian menyatakant ingkat kriminalitas dalam halini banyak dilakukan oleh orang-orang karenafaktor ekonomi. Pencurian tidak hanya dilakukan oleh orang dewasa saja tetapi juga para remaja. Faktor-faktoryang mempengaruhi para remaja untuk melakukan pencurian:

a. K emiskinan

b. Keinginan untuk memiliki barangtersebut

c. Ejekan dari teman-teman deka

d. Ingin mempunyai sesuatutetapi tidak kesempatan karenafaktor ekonomi


 


 

3. Pemerkosaan

Banyak anak-anak di bawah umur yang menjadi korban pemerkosaan karena kurangnya pengawasan dari pihak orangtua.Dan kesalahan bagi pihak pemerkosa. Pemerkosaan terjadi karena tersangka melihattubuh korban yang sangat molek dan rasaingin menikmati.

Faktor-faktor terjadinya pemerkosaan :

a. Kurangnya pengawasan dari orangtua.

b. Korbanyangterlalu membuka aurat.

c. Tidak dapat menahan nafsu.

d. Adapun juga karenafaktor balas dendam.

e. Kurangnya jatah biologis dari isteri.

f. Pergaulan Remaja

Pergaulan remaja di identikkan dengan sekumpulan anakyang membentuk suatu kelompok(geng) dengan peraturan-peraturantertentuyang beragam tidak sedikit dari remaja yang salah dalam memilih pergaulan.

Macam-macam pergaulan

1.Pergaulan Bebas

Kenyataan menunjukkan bahwa banyak darir e m a ja yang salah dalam memilih pergaulan seperti :

a. Bergaul dengan anak-anakyang jauh dari pengawasan orangtua

b. Bergaul dengan anak-anak pengguna barang-barangterlarang

c. Bergaul dengan anak-anak geng motor dan sebagainya.

Adapun akibatda ri salah memilih pergaulan :

a. Tidak memperdulikan perkataan orangtua

b. Perlakuannya semakin hari semakin brutal

c. Ikut turut serta menggunakan barang-barangterlarang

d. M elakukan hal-halyang kurang baik

e. Semakin jauh dari orangtua

f. Sering membolos saat sekolah

g. Masa depan hancur karena hamil diluar nikah

2. Pergaulan Secara Sehat dan Menurut Syariat Islam Ialah :

Pergaulan yang diidentifikasikan secara sehat dan menurutsyariat islam pergaulan ini sangat bagus dan tidak merugikan siapa pun terutama diri kita sendiri. Karena secaraf isikialah pergaulanyang sangat luar biasa yang ditanamkan kepada semua umat Islam agar tidak salah pilih terhadap pergaulan Keuntungan dari pergaulan yang secara sehata ntara lain :

a. Tidak merugikan diri sendiri dan orang lain.

b. Tidak membuat kekecewaanterhadap orangtua.

c. Orang-orang makin senangterhadap perlakuannya.

d.D an patut dicontoh untuk mencari pergaulanyang secara sehat/fisik.

3.Penyebab pergaulan bebas antara lain :

  1. Gara-gara kurang perhatian atau pengawasan dari orangtua sehingga anaknya mudahterpengaruh oleh orang lain seperti : anak berandalan, anak punk, anak jalanan, dan anak-anak nakal, dsb.
  2. Keluargayangt idakteraturyang biasanya mementingkan pekerjaan sendiri dant idak peduli terhadap anak-anaknya sehingga anaknya jarang berkumpul dengan orangtuanya.

Penyebab pergaulan bebas bisa juga dari kurangnya kasih sayang dari orangtua kepada anaknya. Maka jangan sampai kita kurang pengawasan dari orangtua. Karena orangtua bisa menjadi semangat hidupmu.D an janganlah kamu menjadi anakyangt idaktahu sopan santun.

Akibat pergaulan bebas dan saling bermusuhan termasuk akhlaq yang tidak baik, karena bisa merusak masyarakat yang lain, dan merugikan

orang lain. Dan membuat kita selalu bermusuhan dan di penuhi rasa saling membenci yang menimbulkan pertengkaran. Karena denganitu manusia akan lupa diri dan melakukan hal -halyangt idak baik. Oleh karenaitu berusahalah untuk melawan kejahatan agart idakterjerumus dalam lembah kegelapan.Menanggu langi m as alah yang terjadi pada rem aja Selain ketiga masalah psikososial yang sering terjadi pada remaja seperti yang disebutkan dan dibahas diatas terdapat pula masalah masalah lain pada remaja seperti tawuran, kenakalan remaja, kecemasan, menarik diri, kesulitan

belajar, depresi dll. Semua masalah tersebut perlu mendapat perhatian dari berbag aipihak mengingat remaja merupakan calon penerus generasi bangsa.D itangan remajalah masa depan bangsaini digantungkan. Terdapat beberapa carayang dapat dilakukan dalam upaya untuk mencegah semakin meningkatnya masalah yang terjadi pada remaja,yaitu antara lain:

  1. Peran Orang tua

Adapun peran-peran yang harus dilakukan dalam menaggulangim asalah remaja adalah:

  1. Menanamkan pola asuhyang baik pada anak sejak prenatal dan balita
  2. Membekali anak dengan dasar moral dan agama
  3. Mengerti komunikasi yang baik dan efektif antara orangtua± anak
  4. Menjalin kerjasamayang baik dengan guru
  5. Menjai tokoh panutan bagi anak baik. M enjaga lingkunganyang sehat
  6. Menerapkan disiplin yang konsisten pada anak
  7. Hindarkan anak dari NAPZA

2.Peran Guru

  1. Bersahabat dengan siswa
  2. Menciptakan kondisi sekolahyang nyaman
  3. Memberikan keleluasaan siswa untuk mengekspresikan diri pada kegiatan ekstrakurikuler.
  4. Menyediakan sarana dan prasarana bermain dan olahraga.
  5. Meningkatkan peran dan pemberdayaan guruBP
  6. Meningkatkan disiplin sekolah dan sangsi yang tegas
  7. Meningkatkan kerjasama dengan orangtua, sesama guru dan sekolah lain
  8. Meningkatkan keamananterpadu sekolah bekerjasama dengan Polsek setempat.
  9. Mewaspadaia danya provokator
  10. Mengadakan kompetisi sehat, seni budaya dan olahraga antar sekolah
  11. Menciptakan kondisi sekolahyang memungkinkan anak berkembang secara sehat dalah half isik, mental, spiritual dan sosial
  12. Meningkatkan deteksi dini penyalahgunaanN APZA

3.Peran Pemerintah dan masyarakat

  1. M enghidupkan kembali kurikulum budi pekerti
  2. Menyediakan sarana/prasaranayang dapat menampung agresifitas anak melalui olahraga dan bermain
  3. M enegakkan hukum, sangsi dan disiplinyangtegas
  4. Memberikan keteladanan
  5. Menanggulangi NAPZA, dengan menerapkan peraturan dan hukumnya secarategas
  6. Lokasi sekolah dijauhkan darip u s at perbelanjaan dan pusathiburan

4.Peran Media

  1. Sajikan berita tanpa kekerasan(jam tayang sesauiu sia)
  2. Sampaikan berita dengan kalimat benar dan tepat (tidak provokatif)
  3. Adanya rubrik khusus dalam media masa (cetak, elektronik) yang bebas biaya khusus untuk remaja dan Peri laku Hidup Sehat

Remaja yang bersikap hidup sehat adalah remaja:

  1. Mengerti tujuan hidup
  2. Memahami faktor penghambat maupun pendukung perkembangan kematangannya.
  3. Bergaul dengan bijaksana
  4. Terus menerus memperbaikidiri

Dengan demikian remaja dapat diharapkan menjaga remajayang handal dan sehat. Remaja harus mengetahui dirinya memiliki kekhawatiran dan harapan, dengan kata lain remaja harus mengerti dirinya sendiri. Faktor yang berkembang pada setiap remaja antara lain fisik, intelektual, emosional, spiritual. Kecepatan perkembangantersebut adalah sebagai berikut:

1. Fisik35%

3. Intelektual 20%

4. Emosional 30%

5. Spiritual 1 5%

Faktor fisik berkembang secara tepat sedangkan faktor lainnya berkembang tidak sama besar. Perkembangan yang tidak seimbang inilah yang menimbulkan kejanggalan dan berpengaruhterhadap perilaku remaja. Bagaimana seseorang remaja melihatdirinya sendiri, orang lain serta hubungannya dengan orang laintermasuk orangtua dan pembina?

Kadangkadang ia ingin dianggap sebagai anak-anak, orang dewasa, orang lain dianggap sebagai orangtua,teman. Hubungan dirinya dengan orang lain dianggap bersifat:

1. Otoriter- - -- - -- demokratis

2. Tertutup- - -- - -- terbuka

3. Formal- - - - - - - informal

Semua tersebutdiatas dalam keadaan "dalam perjalanan menuju" Sehingga dapat dilihat segalanya masih dalam proses dant idak berada dalam kutub atau masa anak-anak ataupun kutub atau masa dewasa. "Dalam perjalanan menuju" ini yang menonjol adalah:

  1. Fisik yang kuat
  2. Emosi yang cepat tersinggung
  3. Sering mengambil keputusan tanpa berfikir panjang

Pertimbangan agama, falsafah, ataupun tatakrama hanya kadang-kadang saja dipakai. Dan"Dalam perjalanan menuju" yang paling penting diketahui oleh remaja dalahbagaimana remaja dapat berproses

  1. Menuju fisik yang ideal
  2. Menuju emosik e l a kian ataupun kewanitaan yang utuh
  3. Menuju cara berfikir dewasa
  4. Menuju mempercayai hal- hal yang agamais, bersifat falsafah dan bersifat tatakrama


 


 


 


 


 

BAB III

PENUTUP

A. Kesim pulan

Dari isi makalahini, kelompok kami mengambil beberapa kesimpulan bahwa:

  1. Kenakalan remaja terjadi karena berbagai faktor baik darik o n disir e m a ja itu sendiri maupun dari faktor lingkungan yang tidak sehat.
  2. Akibat yang di timbulkan dari tindakan remaja yang tidak baik dapaat merugikan diri sendiri dan orang lain di sekitarnya.
  3. Perilaku remaja yang sering kalim e n g a kibatkan kehamilan di luar nikah, di sebabkan oleh kurangnya kesadaran remajaitu sendiri akant indakanya, dan bahwa remajatersebut masih dalam kondisi labil, dalam arti belum mampu mengendalikan diri dengan baik.
  4. Tindakan remaja yang sering kali menampakan aurat, dapatm e micu terjadinya tindakan yang tidak baik, ( pemerkosaan )
  5. Hidup yang sehat adalah hidup yang teratur, dekat dengan orang tua, dan rajin beribadah, sehinggaiman seseorang akan baik jika diimbangi dengan tindakan baik pula.

B. Saran

Dalam penggulangan permasalahan remajat idak hanya dituntut agar pribadi remajaitu sendiri untuk berubaha. Akantetapi perlu bantuan dan dukungan baik dari orangtua, guru dan lingkungan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN

BAB I

PENDAHULUAN

Bimbingan dan konseling adalah pelayanan bantuan untuk peserta didik, baik secara perorangan maupun kelompok agar mandiri dan bisa berkembang secara optimal, dalam bimbingan pribadi, sosial, belajar maupun karier melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung berdaarkan norma-norma yang berlaku (SK Mendikbud No. 025/D/1995)

Bimbingan dan konseling merupakan upaya proaktif dan sistematik dalam memfasilitasi individu mencapai tingkat perkembangan yang optimal, pengembangan perilaku yang efektif, pengembangan lingkungan, dan peningkatan fungsi atau manfaat individu dalam lingkungannya. Semua perubahan perilaku tersebut merupakan proses perkembangan individu, yakni proses interaksi antara individu dengan lingkungan melalui interaksi yang sehat dan produktif. Bimbingan dan konseling memegang tugas dan tanggung jawab yang penting untuk mengembangkan lingkungan, membangun interaksi dinamis antara individu dengan lingkungan, membelajarkan individu untuk mengembangkan, merubah dan memperbaiki perilaku.

Merujuk pada UU No. 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, sebutan untuk guru pembimbing dimantapkan menjadi ’Konselor.” Keberadaan konselor dalam sistem pendidikan nasional dinyatakan sebagai salah satu kualifikasi pendidik, sejajar dengan kualifikasi guru, dosen, pamong belajar, tutor, widyaiswara, fasilitator dan instruktur (UU No. 20/2003, pasal 1 ayat 6). Pengakuan secara eksplisit dan kesejajaran posisi antara tenaga pendidik satu dengan yang lainnya tidak menghilangkan arti bahwa setiap tenaga pendidik, termasuk konselor, memiliki konteks tugas, ekspektasi kinerja, dan setting layanan spesifik yang mengandung keunikan dan perbedaan.

Dasar pertimbangan atau pemikiran tentang penyelenggaraan bimbingan dan konseling di Sekolah/Madrasah, bukan semata-mata terletak pada ada atau tidak adanya landasan hukum, undang-undang atau ketentuan dari atas, namun yang lebih penting adalah menyangkut upaya memfasilitasi peserta didik agar mampu mengembangkan potensi dirinya atau mencapai tugas-tugas perkembangannya secara optimal (menyangkut aspek fisik, emosi, intelektual, sosial, dan moral-spiritual).

Layanan bimbingan dan konseling diharapkan membantu peserta didik dalam pengenalan diri, pengenalan lingkungan dan pengambilan keputusan, serta memberikan arahan terhadap perkembangan peserta didik; tidak hanya untuk peserta didik yang bermasalah tetapi untuk seluruh peserta didik. Layanan bimbingan dan konseling tidak terbatas pada peserta didik tertentu atau yang perlu ‘dipanggil’ saja”, melainkan untuk seluruh peserta didik.

PENDAHULUAN BIMBINGAN DAN KONSELING

BIMBINGAN KONSELING

PENGERTIAN BIMBINGAN DAN KONSELING

Pelayanan bantuan untuk peserta didik baik individu/kelompok agar mandiri dan berkembang secara optimal dalam hubungan pribadi, sosial, belajar, karir; melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung atas dasar norma-norma yang berlaku.

KONSELING

Bantuan penyelesaian masalah oleh konselor kepada konseli (klien) sehingga teratasinya suatu masalah.

TUJUAN BIMBINGAN DAN KONSELING

Membantu memandirikan peserta didik dan mengembangkan potensi-potensi mereka secara optimal.

FUNGSI BIMBINGAN KONSELING

  1. Fungsi Pemahaman
  2. Fungsi Pencegahan
  3. Fungsi Pengentasan
  4. Fungsi Pemeliharaan dan Pengembangan
  5. Fungsi Advokasi

PRINSIP-PRINSIP BIMBINGAN DAN KONSELING

1. Prinsip yang berkenaan dengan sasaran layanan;

  1. non diskriminasi,
  2. individu dinamis dan unik
  3. tahap & aspek perkembangan individu,
  4. perbedaan individual.

2. Prinsip berkenaan dengan permasalahan individu;

  1. kondisi mental individu terhadap lingkungan sosialnya,
  2. kesenjangan sosial, ekonomi, dan budaya.

3. Prinsip berkenaan dengan program layanan;

  1. bagian integral pendidikan,
  2. fleksibel & adaptif
  3. berkelanjutan
  4. penilaian teratur & terarah

4. Prinsip berkenaan dengan tujuan dan pelaksanaan pelayanan;

  1. pengembangan individu agar mandiri
  2. keputusan sukarela
  3. ditangani oleh profesional & kompeten,
  4. kerjasama antar pihak terkait,
  5. pemanfaatan maksimal dari hasil penilaian/pengukuran

ASAS BIMBINGAN DAN KONSELING

  • . Asas Kerahasiaan
  • · Asas Kerahasiaan
  • · Asas Kesukarelaan
  • · Asas Keterbukaan
  • · Asas Kegiatan
  • · Asas Kekinian
  • · Asas Kedinamisan
  • · Asas Keterpaduan
  • · Asas Kenormatifan
  • · Asas Keahlian
  • · Asas Kemandirian
  • · Asas Alih Tangan Kasus
  • · Asas Tutwuri Handayani

TUGAS MAKALAH BIMBINGAN DAN KONSELING

KATA PENGANTAR

Puji syukur pemakalah tujukan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmatNya sehingga pemakalah mampu menyelesaikan makalah ini tanpa hambatan apapun. Shalawat dan salam kepada Rasulullah SAW atas segala jerih payah beliau dalam mendakwahkan ajaran Islam sehingga mampu mengeluarkan manusia dari kegelapan menuju cahaya din al Islam.

Makalah ini ditujukan sebagai tugas akhir semester untuk mata kuliah BP di Madrasah. Makalah ini merupakan studi kasus pada Bimbingan Konseling mulai dari deskripsi kasus, pendekatan, serta solusinya. Oleh sebab itu pemakalah memberi judul makalah ini Memahami dan Menolong Siswa Yang Kurang PD.

Pemakalah menyadari masih banyak kekurangan yang terdapat pada makalah ini, sehingga pemakalah mengharapkan banyak saran dan kritik demi kesempurnaan makalah ini.

BAB I

BIMBINGAN DAN KONSELING

A. Pengertian Bimbingan dan Konseling

Hubungan antara seorang penolong yang terlatih dan seseorang yang mencari pertolongan, di mana keterampilan si penolong dan situasi yang diciptakan olehnya menolong orang untuk belajar berhubungan dengan dirinya sendiri dan orang lain dengan terobosan-terobosan yang semakin bertumbuh.

B. Tujuan Bimbingan dan Konseling

Tujuan pelayanan bimbingan ialah agar konseli dapat:

1. Merencanakan kegiatan penyelesaian studi, perkembangan karir serta kehidupan-nya di masa yang akan datang;

2. Mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang dimilikinya seoptimal mungkin; M

3. enyesuaikan diri dengan lingkungan pendidikan, lingkungan masyarakat serta lingkungan kerjanya; M

4. engatasi hambatan dan kesulitan yang dihadapi dalam studi, penyesuaian dengan lingkungan pendidikan, masyarakat, maupun lingkungan kerja.

Untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut, mereka harus mendapatkan kesempatan untuk:

1. Mengenal dan memahami potensi, kekuatan, dan tugas-tugas perkem-bangannya,

2. Mengenal dan memahami potensi atau peluang yang ada di lingkungannya,

3. Mengenal dan menentukan tujuan dan rencana hidupnya serta rencana pencapaian tujuan tersebut,

4. Memahami dan mengatasi kesulitan-kesulitan sendiri

5. Menggunakan kemampuannya untuk kepentingan dirinya, kepentingan lembaga tempat bekerja dan masyarakat,

6. Menyesuaikan diri dengan keadaan dan tuntutan dari lingkungannya;

7. Mengembangkan segala potensi dan kekuatan yang dimilikinya secara optimal.

Secara khusus bimbingan dan konseling bertujuan untuk membantu konseli agar dapat mencapai tugas-tugas perkembangannya yang meliputi aspek pribadi-sosial, belajar (akademik), dan karir.

Beberapa tujuan Bimbingan dan Konseling

1. Tujuan bimbingan dan konseling yang terkait dengan aspek pribadi-sosial konseling adalah:

Memiliki komitmen yang kuat, sikap toleransi, pemahaman tentang irama kehidupan yang bersifat fluktuatif, pemahaman dan penerimaan diri secara objektif dan konstruktif, sikap positif atau respek, kemampuan untuk melakukan pilihan secara sehat,Bersikap respek terhadap orang lain,rasa tanggung jawab, Memiliki kemampuan berinteraksi sosial (human relationship), kemampuan dalam menyelesaikan konflik, mengambil keputusan secara efektif.

2. Tujuan bimbingan dan konseling yang terkait dengan aspek akademik (belajar) adalah :

Memiliki kesadaran tentang potensi diri dalam aspek belajar, sikap dan kebiasaan belajar yang positif, motif yang tinggi, keterampilan atau teknik belajar yang efektif, keterampilan untuk menetapkan tujuan dan perencanaan pendidikan, kesiapan mental dan kemampuan untuk menghadapi ujian.

3. Tujuan bimbingan dan konseling yang terkait dengan aspek karir adalah Memiliki pemahaman diri, pengetahuan, sikap positif, relevansi kompetensi belajar membentuk identitas karir, merencanakan masa depan, Dapat membentuk pola-pola karir, Mengenal keterampilan, dan kematangan untuk mengambil keputusan karir.

C. Fungsi Prinsip Bimbingan dan Jonseling

Fungsi Bimbingan dan Konseling adalah :

Ø Fungsi Pemahaman, yaitu memiliki pemahaman terhadap dirinya (potensinya) dan lingkungannya (pendidikan, pekerjaan, dan norma agama

Ø Fungsi Preventif, yaitu mengantisipasi berbagai masalah yang mungkin terjadi dan berupaya untuk mencegahnya, supaya tidak dialami oleh konseli.

Ø \Fungsi Pengembangan, yaitu proaktif dari fungsi-fungsi lainnya. Konselor senantiasa berupaya untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, yang memfasilitasi perkembangan konseli.

Ø Fungsi Penyembuhan, yaitu yang bersifat kuratif.

Ø Fungsi Penyaluran, yaitu fungsi memilih kegiatan ekstrakurikuler, jurusan atau program studi, dan memantapkan penguasaan karir atau jabatan yang sesuai dengan minat, bakat, keahlian dan ciri-ciri kepribadian lainnya.

Ø Fungsi Adaptasi, yaitu membantu para pelaksana pendidikan, kepala Sekolah/Madrasah dan staf.

Ø Fungsi Penyesuaian, yaitu agar dapat menyesuaikan diri dengan diri dan lingkungannya secara dinamis dan konstruktif.

Ø Fungsi Perbaikan, yaitu memperbaiki kekeliruan dalam berfikir, berperasaan dan bertindak (berkehendak).

Ø Fungsi Fasilitasi, memberikan kemudahan kepada konseli dalam mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang optimal, serasi, selaras dan seimbang seluruh aspek dalam diri konseli.

Ø Fungsi Pemeliharaan, yaitu menjaga diri dan mempertahankan situasi kondusif yang telah tercipta dalam dirinya

Terdapat beberapa prinsip dasar yang dipandang sebagai fundasi atau landasan bagi pelayanan bimbingan. Prinsip-prinsip ini berasal dari konsep-konsep filosofis tentang kemanusiaan yang menjadi dasar bagi pemberian pelayanan bantuan atau bimbingan, baik di Sekolah/Madrasah maupun di luar Sekolah/Madrasah. Prinsip-prinsip itu adalah:

v Bimbingan dan konseling diperuntukkan bagi semua konseli. Prinsip ini berarti bahwa bimbingan diberikan kepada semua konseli

v Bimbingan dan konseling sebagai proses individuasi. Setiap konseli bersifat unik (berbeda satu sama lainnya), dan melalui bimbingan konseli dibantu untuk memaksimalkan perkembangan keunikannya tersebut.

v Bimbingan menekankan hal yang positif. Dalam kenyataan masih ada konseli yang memiliki persepsi yang negatif terhadap bimbingan, karena bimbingan dipandang sebagai satu cara yang menekan aspirasi.

v Bimbingan dan konseling Merupakan Usaha Bersama. Bimbingan bukan hanya tugas atau tanggung jawab konselor, tetapi juga tugas guru-guru dan kepala Sekolah/Madrasah sesuai dengan tugas dan peran masing-masing.

v Pengambilan Keputusan Merupakan Hal yang Esensial dalam Bimbingan dan konseling. Bimbingan diarahkan untuk membantu konseli agar dapat melakukan pilihan dan mengambil keputusan.

v Bimbingan dan konseling Berlangsung dalam Berbagai Setting (Adegan) Kehidupan. Pemberian pelayanan bimbingan tidak hanya berlangsung di Sekolah/Madrasah, tetapi juga di lingkungan keluarga, perusahaan/industri, lembaga-lembaga pemerintah/swasta, dan masyarakat pada umumnya.

D. Asas Bimbingan dan Konseling

Keterlaksanaan dan keberhasilan pelayanan bimbingan dan konseling sangat ditentukan oleh diwujudkannya asas-asas berikut.

§ Asas Kerahasiaan, yaitu menuntut dirahasiakanya segenap data dan keterangan tentang konseli yang menjadi sasaran pelayanan, yaitu data atau keterangan yang tidak boleh dan tidak layak diketahui oleh orang lain.

§ Asas kesukarelaan, yaitu menghendaki adanya kesukaan dan kerelaan konseli mengikuti pelayanan yang diperlu-kan baginya.

§ Asas keterbukaan, yaitu menghendaki agar konseli yang menjadi sasaran pelayanan bersifat terbuka dan tidak berpura-pura, baik di dalam memberikan keterangan tentang dirinya sendiri maupun dalam menerima berbagai informasi dan materi dari luar yang berguna bagi pengembangan dirinya.

§ Asas kegiatan, yaitu menghendaki agar konseli yang menjadi sasaran pelayanan berpartisipasi secara aktif di dalam penyelenggaraan pelayanan bimbingan.

§ Asas kemandirian, yaitu menunjuk pada tujuan umum bimbingan dan konseling, yakni: konseli sebagai sasaran pelayanan bimbingan dan konseling diharapkan menjadi konseli-konseli yang mandiri dengan ciri-ciri mengenal dan menerima diri sendiri dan lingkungannya, mampu mengambil keputusan, mengarahkan serta mewujudkan diri sendiri.

§ Asas Kekinian, yaitu menghendaki agar objek sasaran pelayanan bimbingan dan konseling ialah permasalahan konseli dalam kondisinya sekarang.

§ Asas Kedinamisan, yaitu menghendaki agar isi pelayanan terhadap sasaran pelayanan yang sama kehendaknya selalu bergerak maju, tidak monoton, dan terus berkembang serta berkelanjutan sesuai dengan kebutuhan dan tahap perkembangannya dari waktu ke waktu.

§ Asas Keterpaduan, yaitu menghendaki agar berbagai pelayanan dan kegiatan bimbingan dan konseling, baik yang dilakukan oleh guru pembimbing maupun pihak lain, saling menunjang, harmonis, dan terpadu.

§ Asas Keharmonisan, yaitu menghendaki agar segenap pelayanan dan kegiatan bimbingan dan konseling didasarkan pada dan tidak boleh bertentangan dengan nilai dan norma yang ada, yaitu nilai dan norma agama, hukum dan peraturan, adat istiadat, ilmu pengetahuan, dan kebiasaan yang berlaku.

§ Asas Keahlian, yaitu menghendaki agar pelayanan dan kegiatan bimbingan dan konseling diselenggarakan atas dasar kaidah-kaidah profesional.

§ Asas Alih Tangan Kasus, yaitu menghendaki agar pihak-pihak yang tidak mampu menyelenggarakan pelayanan bimbingan dan konseling secara tepat dan tuntas atas suatu permasalahan konseli (konseli) mengalihtangankan permasalahan itu kepada pihak yang lebih ahli.

DAFTAR PUSTAKA

AACE. (2003). Competencies in Assessment and Evaluation for School Counselor. http://aace.ncat.edu

Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia. (2007). Penataan Pendidikan Profesional Konselor. Naskah Akademik ABKIN (dalam proses finalisasi).

Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia. (2005). Standar Kompetensi Konselor Indonesia. Bandung: ABKIN

Bandura, A. (Ed.). (1995). Self-Efficacy in Changing Soceties. Cambridge, UK: Cambridge University Press.

BSNP dan PUSBANGKURANDIK, Balitbang Diknas. (2006). Panduan Pengembangan Diri: Pedoman untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Draft. Jakarta: BSNP dan PUSBANGKURANDIK, Depsiknas.

Cobia, Debra C. & Henderson, Donna A. (2003). Handbook of School Counseling. New Jersey, Merrill Prentice Hall

Corey, G. (2001). The Art of Integrative Counseling. Belomont, CA: Brooks/Cole.

Direktorat Pembinaan Pendidikan Tenaga Kependidikan dan Ketenagaan Pendidikan Tinggi. (2003). Dasar Standardisasi Profesionalisasi Konselor. Jakarta: Direktorat Pembinaan Pendidikan Tenaga Kepen-didikan dan Ketenagaan Pendidikan Tinggi, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan Nasional.

Engels, D.W dan J.D. Dameron, (Eds). (2005). The Professional Counselor Competencies: Performance Guidelines and Assessment. Alexandria, VA: AACD.

Browers, Judy L. & Hatch, Patricia A. (2002). The National Model for School Counseling Programs. ASCA (American School Counselor Association).

Comm, J.Nancy. (1992). Adolescence. California : Myfield Publishing Company.

Depdiknas. (2003). Pelayanan Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Puskur Balitbang.

Depdiknas, (2005), Permen RI nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan,

Depdiknas, 2006), Permendiknas no 22 tahun 2006 tentang Standar Isi,

Depdiknas, (2006), Permendiknas no 24 tahun 2006 tentang pelaksanaan SI dan SKL,

Ellis, T.I. (1990). The Missouri Comprehensive Guidance Model. Columbia: The Educational Resources Information Center.

Gibson R.L. & Mitchel M.H. (1986). Introduction to Counseling and Guidance. New York : MacMillan Publishing Company.

Havighurts, R.J. (1953). Development Taks and Education. New York: David Mckay.

Herr Edwin L. (1979). Guidance and Counseling in the Schools. Houston : Shell Com.

Hurlock, Alizabeth B. (1956). Child Development. New York : McGraw Hill Book Company Inc.

Ketetapan Pengurus Besar Asosiasi Bimbingan dan Konseling Indonesia Nomor 01/Peng/PB-ABKIN/2007 bahwa Tenaga Profesional yang melaksanakan pelayanan professional Bimbingan dan Konseling disebut Konselor dan minimal berkualifikasi S1 Bimbingan dan Konseling.

Menteri Pendidikan Nasional. 2006. Peraturan Menteri Nomor 22 tentang Standar Isi. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional

Menteri Pendidikan Nasional. 2006. Peraturan Menteri Nomor 23 tentang Standar Kompetensi Lulusan. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Michigan School Counselor Association. (2005). The Michigan Comprehensive Guidance and Counseling Program.

Muro, James J. & Kottman, Terry. (1995). Guidance and Counseling in The Elementary and Middle Schools. Madison : Brown & Benchmark.

Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007 tentang Sertifikasi Guru dalam Jabatan.

Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

Pikunas, Lustin. (1976). Human Development. Tokyo : McGraw-Hill Kogakusha,Ltd.

Pusat Kurikulum, Balitbang Depdiknas. (2003). Panduan Pelayanan Bimbingan dan Konseling. Jakarta : Balitbang Depdiknas.

geo fles