Pesantren Kesayangan ku

Pesantren Kesayangan ku
PONDOK PESANTREN BAITUL MAGHFIROH

IQRO

BAB I

PENDAHULUAN

  1. Latar Belakang

Agama, pada awalnya berupa teks Tuhan, turun kedalam kehidupan umat manusia untuk menuntun manusia menjalani kehidupan yang sesuai dengan nilai, aturan, dan tata etika yang telah digariskan Tuhan. Agama telah menmpuh alur sejarah yang sangat panjang, bertahan dari generasi ke generasi, dan membentuk berbagai mimik kehidupan manusia yang moderat, radikal sampai kepada yang fundamentalistik.
Realitas keseharian sebagian besar umat Islam di banyak belahan
dunia, tak terkecuali di Indonesia. Banyak hal bisa dituding sebagai sebab, baik
berupa anasir absolut maupun struktural-sistemik. Namun, terlepas apapun
prime cause dari realitas dimaksud, impotensi umat Islam menghadapi kenyataan
itu tentu ironis demi menyadari betapa sesungguhnya Islam sarat akan spirit
revolusioner, nilai-nilai moral yang membebaskan, yang mendorong ke arah
terciptanya tatanan hidup yang lebih baik, layak, dan manusiawi.
Banyak alasan yang bisa disebut mengapa ketakberdayaan itu tak kunjung
usai. Salah satunya ialah ketiadaan motivasi religius. Sejauh menyangkut élanvital
ajaran Islam sendiri, fakta ketakberdayaan umat itu memang berkait rekat
dengan ketiadaan motivasi religius yang mampu berperan sebagai motivator
perubahan, yang berperan transformatif dan menggerakkan mereka untuk
membebaskan diri dari serimpung realitas sosial tak mengenakkan. Di situ
kuncinya. Ketiadaan motivasi religius itu membuat apa yang disebut
transformasi sosia nyaris tak pernah berlangsung secara signifikan di dunia
Islam.

  1. Rumusan Masalah Fakta Agama Dewasa Ini
    1. Pada Bidang Aqidah
    2. Perkembangan Kebudayaan Pada Masa Pemabaharuan
    3. Manfaat Sejarah Islam pada Masa Pembaruan
    4. Pengaruh Perkembangan Dunia Islam terhadap Umat Islam di Indonesia


 

BAB II

PEMBAHASAN

FAKTA AGAMA DEWASA INI


 

  1. Pada bidang Akidah

Salah satu pelopor pembaruan dalam dunia Islam Arab adalah suatu aliran yang bernama Wahabiyah yang sangat berpengaruh di abad ke-19. Pelopornya adalah Muhammad Abdul Wahab (1703-1787 M) yang berasal dari nejed, Saudi Arabia. Pemikiran yang dikemukakan oelh Muhammada Abdul Wahab adalah upaya memperbaiki kedudukan umat Islam dan merupakan reaksi terhadap paham tauhid yang terdapat di kalangan umat Islam saat itu. Paham tauhid mereka telah bercampur aduk oleh ajaran-ajaran tarikat yang sejak abad ke-13 tersebar luas di dunia Islam

Disetiap negara Islam yang dikunjunginya, Muhammad Abdul Wahab melihat makam-makam syekh tarikat yang bertebaran. Setiap kota bahkan desa-desa mempunyai makam sekh atau walinya masing-masing. Ke makam-makam itulah uamt Islam pergi dan meminta pertolongan dari syekh atau wali yang dimakamkan disana untuk menyelesaikan masalah kehidupan mereka sehari-hari. Ada yang meminta diberi anak, jodoh disembuhkan dari penyakit, dan ada pula yang minta diberi kekayaan. Syekh atau wali yang telah meninggal. Syekh atau wali yang telah meninggal dunia itu dipandang sebagai orang yang berkuasa untuk meyelesaikan segala macam persoalan yang dihadapi manusia di dunia ini. Perbuatan ini menurut pajam Wahabiah termasuk syirik karena permohonan dan doa tidak lagi dipanjatkan kepada Allah SWT

Masalah tauhid memang merupakan ajaran yang paling dasar dalam Islam . oleh karena itu, tidak mengherankan apabila Muhammad Abdul Wahab memusatkan perhatiannya pada persoalan ini. Ia memiliki pokok-pokok pemikiran sebagai berikut.

  1. Yang harus disembah hanyalah Allah SWT dan orang yang menyembah selain dari Nya telah dinyatakan sebagai musyrik
  2. Kebanyakan orang Islam bukan lagi penganut paham tauhid yang sebenarnya karena mereka meminta pertolongan bukan kepada Allah, melainkan kepada syekh, wali atau kekuatan gaib. Orang Islam yang berperilaku demikian juga dinyatakan sebagai musyrik
  3. Menyebut nama nabi, syekh atau malaikat sebagai pengantar dalam doa juga dikatakan sebagai syirik
  4. Meminta syafaat selain kepada Allah juga perbuatan syrik
  5. Bernazar kepada selain Allah juga merupakan sirik
  6. Memperoleh pengetahuan selain dari Al Qur'an, hadis, dan qiyas merupakan kekufuran
  7. Tidak percaya kepada Qada dan Qadar Allah merupakan kekufuran.
  8. Menafsirkan Al Qur'an dengan takwil atau interpretasi bebas juga termasuk kekufuran.


 

B. Perkembangan Kebudayaan pada masa Pemabaharuan

    Bangsa Turki tercatat dalam sejarah Islam dengan keberhasilannya mendirikan dua dinasti yaitu Dinasti Turki Saljuk dan Dinasti Turki Usmani. Di dunia Islam, ilmu pengetahuan modern mulai menjadi tantangan nyata sejak akhir abad ke-18, terutama sejak Napoleon Bonaparte menduduki Mesir pada tahun 1798 dan semakin meningkat setelah sebagian besar dunia Islam menjadi wilayah jajahan atau dibawah pengaruh Eropa.akhirnya serangkaian kekalahan berjalan hingga memuncak dengan jatuhnya dinasti Usmani di Turki. Proses ini terutama disebabkan oleh kemjuan tekhnologi barat. Setelah pendudukan Napoleon, Muhammad Ali memainkan peranan penting dalam kampanye militer melawan Perancis. Ia diangkat oleh pengusaha Usmani menjadi Pasya pada tahun 1805 dan memerintah Mesir hingga tahun 1894

    Buku-buku ilmu pengetahuan dalam bahasa Arab diterbitkan. Akan tetapi, saat itu terdapat kontroversial percetakan pertama yang didirikan di Mesir ditentang oleh para ulama karena salah satu alatnya menggunakan kulit babi. Muhammad Ali Pasya mendirikan beberapa sekolah tekhnik dengan guru-gurunya dari luar negaranya. Ia mengirim lebih dari 4000 pelajar ke Eropa untuk mempelajari berbagai ilmu pengetahuan dan tekhnologi.

    Kebudayaan turki merupakan perpaduan antara kebudayaan Persia, Bizantium dan Arab. Dari kebudayaan Persia, mereka banyak menerima ajaran-ajaran tentang etika dan tatakrama kehidupan kerajaan atau organisasi pemerintahan. Prinsip kemiliteran mereka dapatkan dari Bizantium, sedangkan dari Arab, mereka mendapat ajaran tentang prinsip ekonomi, kemasyarakatan, dan ilmu pengetahuan.

    Orang-orang Turki Usmani dikenal sebagai bangsa yang senang dan mudah berasimilasi dengan bangsa lain dan bersikap terbuka terhadap kebudayaaan luar. Para ilmuwan ketika itu tidak menonjol. Namun demikian, mereka banyak berkiprah dalam pengembangan seni arsitektur Islam berupa bangunan-bangunan masjid yang indah seperti masjid Sultan Muhammad Al Fatih, masjid Sulaiman, dan masjid Abu Ayub Al Ansari. Masjid-masjid tersebut dihiasi pula dengan kaligrafi yang indah. Salah satu masjid yang terkenal dengan keindahan kaligrafinya adalah masjid yang awalnya berasalh dari gereja Aya Sophia.

    Islam dan kebudayaannya tidak hanya merupakan warisan dari masa silam yang gemilang, namun juga salah satu kekuatan penting yang cukup diperhitungkan dunia dewasa ini. Al Qur'an terus menerus dibaca dan dikaji oleh kaum muslim. Budaya Islam pun tetap merupakan faktor pendorong dalam membentuk kehidupan manusia di permukaan bumi.

    Toleransi beragama merupakan salah satu kebudayaan Islam dan tidak ada satupun ajaran Islam yang bersifat rasialisme. Dalam hal ini, agama yang ditegakkan oleh Nabi Muhammad mengandung amanat yang mendorong kemajuan bagi seluruh umat manusia, khusunya umat Islam di dunia.


 

C. Manfaat Sejarah Islam pada Masa Pembaruan

1. Sejarah dikemukakan dalam Al Qur'an sebagai kisah atau peristiwa yang dialami umat manusia di masa lalu. Orang yang tidak mau mengambil hikmah dari sejarah mendapat kecaman karena mereka tidak mendapat pelajaran apapun dari kisah dalam Al Qur'an. Melalui sejarah, kita dapat mencari upaya antisipasi agar kekeliruan yang mengakibatkan kegagalan di masa lalu tidak terulang di masa yang akan datang.

2. Pelajaran yang dapat diambil dari sejarah dapat menjadi pilihan ketika mengambil sikap. Bagi orang yang mengambil jalan sesuai dengan ajaran dan petunjuk Nya, orang tersebut akan mendapat keselamatan

3. pembaruan akan memberi manfaat berupa inspirasi unutk mengadakan perubahan-perubahan sehingga suatu pekerjaan akan menajdi lebih efektif dan efisien

4. dalam sejarah, dikemukakan pula masalah sosial dan politik yang terdapat di kalangan bangsa-bangsa terdahulu. Semua itu agar menjadi perhatian dan menjadi pelajaran ketika menghadapi permasalahan yang mungkin akan terjadi

5. pembaruan mempunyai pengaruh besar pada setiap pemerintahan. Sebagai contoh, pada zaman Sultan Mahmud II sadar bahwa pendidikan madrasah tradisional tidak sesuai lagi dengan tuntutan zaman abad ke-19. oleh karena itu, dibuatlah pembaruan-pembaruan di bidang pendidikan yang memasukkan unsur ilmu pengetahuan umum ke dalam sistem pendidikan negara tersebut.

6. corak atau bentuk negara dianggap kalangan tertentu bukan persoalan agama, tetapi persoalan duniawi sehingga hal tersebut diserhakan kepada manusia untuk menentukannya. Hal seperti ini dilakukan oleh Mustafa Kemal Pasya dalam menghapus sistem kekhilafan dari kerajaan Usmani.


 

D. Pengaruh Perkembangan Dunia Islam terhadap Umat Islam di Indonesia

    Pembaruan di negara-negara timur tengah tidak hanya tersebar di lingkungan mereka sendiri, namun juga meluas hingga ke Indonesia. Pengaruh-pengaruh dari pembaruan tersebut antara lain sebagai berikut.

  1. Gema pembaruan yang dilakukan oleh Jamaludin Al Afgani an syekh Muhammadn Abdul Wahhab sampai juga ke Indonesia, terutama terhadap tokoh-tokoh seperti Haji Muhammad Miskin (Kabupaten Agam, Sumatera Barat), Haji Abdur Rahman (Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat), dan Haji Salman Faris (Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat). Mereka dikenal dengan nama Haji Miskin, Haji Pioabang dan Haji sumaniik. Sepulang dari tanah suci, mereka terilhami oleh paham syekh Muhammad Abdul Wahhab. Mereka pulang dari tanah suci pada tahun 1803 M dan sebagai pengaruh pemikiran para pembaru timur tengah tersebut adalah timbulnya gerakan paderi. Gerakan tersebut ingin membersihkan ajaran Islam yang telah bercampur-baur dengan perbuatan-perbuatan yang bukan Islam. Hal ini menimbulkan pertentangan antara golongan adat dan golongan Paderi.
  2. Munculnya berbagai organisasi dan kelembagaan Islam modern di Indonesia pada awal abad ke-20, baik yang bersifat keagamaan, politik maupun ekonomi. Organisasi tersebut ialah sebagai berikut.

    a. Muhammadiyah (18 November 1912) yang didirikan oleh K.H Ahmad Dahlan. Ia memiliki pemikiran yang tidak menghendaki berkembangnya bid'ah, tahayul kurafat dan mengembalikan ajaran Islam yang sesuai dengan Al Qur'an dan hadis di Yogyakarta

    b. Persatuan Islam (persis) dibawah pimpinan Ahmad Hasan yang didirikan tahun 1923 di Bandung. Al Irsyad dan Persis memiliki bentuk gerakan yang hampir sama dengan Muhammadiyah.

    c. Jamiyatul Nahdatul Ulama (NU) yang lahir 13 Januari 1926 di surabaya di bawah pimpinan KH Hasym Asyari. Nahdatul Ulama merupakan wadah para ulama di dalam tugas memimpin masyarakat muslim menuju cita-cita kejayaan Islam. Gerkannya kemudian juga berubah ke arah politik

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa gerakan pembaruan yang menyebabkan lahirnya organisasi keagamaan pada mulanya bersifat keagamaan, tetapi seiring dengan kondisi masyarakat pada saat itu kemudian menjelma menjadi kegiatan politik yang menuntut kemerdekaan Indonesia dan hal tersebut dirasakan mendapat pengaruh yang signifikan dari pemikir-pemikir para pembaru Islam, baik di tingkat nasional maupun internasional.


 

BAB III

PENUTUP

Apakah agama merupakan sumbu inspirasi bagi terciptanya etika keadilan dalam kehidupan sosial umat manusia? Perbincangan mengenai agama seolah tidak pernah selesai dan usang dimakan zaman. Mengapa? Karena agama merupakan entitas nilai yang berada pada jalur keyakinan seseorang atau kelompok. Tidak sedikit orang atau kelompok menganggap dirinya paling benar dalam memahami agama dan siap mengorbankan nyawa sekalipun demi memperthankan keyakinannya (agama), fenomena tersebut terjadi pada setiap agama yang ada di dunia ini.

Agama, pada awalnya berupa teks Tuhan, turun kedalam kehidupan umat manusia untuk menuntun manusia menjalani kehidupan yang sesuai dengan nilai, aturan, dan tata etika yang telah digariskan Tuhan. Agama telah menmpuh alur sejarah yang sangat panjang, bertahan dari generasi ke generasi, dan membentuk berbagai mimik kehidupan manusia yang moderat, radikal sampai kepada yang fundamentalistik. Dalam konteks Isalam fundamentalisme agama mrupakan perkara yang telah menjadi realitas secara turun-temurun hingga saat ini. Termasuk realitas di Indonesia, fundamentalisme agama tanah air kita bahkan memiliki alur dan akar historisnya dalam proses perkembangan dan pendirian bangsa ini. Perdebatan kaum nasionalis dan fundamentalis Islam telah ikut mewarnai proses penentuan dasar Negara Indonesia. Meskipun telah diputuskan secara final bahwa dasar Negara kita adalah Pancasila, kelompok fundamentalis Islam tetap mengusung keyakinan ideologisnya secara laten untuk menerapkan aturan normative Islam kedalam kehidupan social kebangsaan kita.

Membentuk tata etika yang adil dalam kehidupan manusia, termasuk kehidupan berbangsa dan bernegara, adalah satu dari sekian misi profetik agama. Akan tetapi alur sejarah yang panjang telah membuat agama menampakkan dirinya secara heterogen yang terkadang kontra produktif dengan fungsi dan misi yang include didalam agama itu sendiri. Agama kemudian dipahami dan di tafsirkan sebagai sebuah struktur nilai yang mengekang dan eksklusif, serta mendidik umatnya untuk saling membenci dan menjaga jarak dari umat-umat agama yang lain. Hal tersebut kontra visioner dengan nilai dan pribadi agama itu sendiri.


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 

DAFTAR PUSTAKA


 

Abdullah, M. Amin, "Relenfansi Studi Agama-Agama dalam Milenium Ketiga " dalam Amin Abdullah dkk., Mencari Islam Yogyakarta:Tiara wacana

Artikel Terkait



0 komentar:

geo fles