Pesantren Kesayangan ku

Pesantren Kesayangan ku
PONDOK PESANTREN BAITUL MAGHFIROH

IQRO

Hubungan Manusia dengan Lingkungannya


Manusia memenuhi kebutuhan hidupnya dari lingkungan. Oleh karenanya marilah kita bertaqwa dengan senantiasa berbuat baik terhadap sesama makhluk Allah.

Ada dua kebutuhan manusia yang mendasar.
Pertama, kebutuhan yang bersifat benda. Manusia membutuhkan air, udara, sandang, pangan, papan dan transportasi.
Kedua, kebutuhan yang bersifat ruhani. Diantaranya manusia membutuhkan rasa aman, ketenteraman, kenyamanan dan pendidikan.

Semakin hari, manusia makin beraneka ragam kebutuhan hidupnya. Makin besar jumlah kebutuhan hidupnya yang diambil dari lingkungan, berarti semakin besar perhatian manusia terhadap lingkungan.
Namun kebutuhan hidup manusia
tidak selamanya dapat terpenuhi. Teknologi bisa mendorong kesejahteraan manusia, sedangkan di sisi lain, teknologi juga dapat menghancurkan kehidupan manusia. Semua ini terkait dengan perilaku dan system nilai yang dianut oleh manusia. Anugerah Allah ini rusak tidak lain karena ulah manusia.

"Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)" (Q.S. Ar Ruum:41).

Berbagai macam industri dan sifat serakah manusia, seringkali menyebabkan kulitas lingkungan hidup menjadi rendah bahkan membahayakan kehidupan manusia. Sebagai contoh, adanya limbah industri, dapat menyebabkan pencemaran udara dan air. Udara yang kotor tentu akan menurunkan kualitas kesehatan manusia. Hutan yang digunduli dengan membabi buta, juga telah menyebabkan terjadinya bencana banjir dan tanah longsor. Dan kita telah merasakan bersama-sama akibat yang ditimbulkan dari kerusakan lingkungan. Kita memerlukan waktu, tenaga dan dana yang sangat banyak untuk memperbaiki lingkungan yang rusak.

Manusia bersifat aktif sehingga manusia dapat secara aktif mengelola dan mengubah lingkungan (ekosistem) sesuai dengan apa yang dikehendaki. Namun dalam pengelolalaan ini, terkadang manusia bertindak negatif seperti pencemaran dan pengerukan Sumber Daya Alam (SDA) secara berlebih-lebihan. Di sisi lain, manusia dapat berperan positif dalam lingkungannya seperti melaksanakan reboisasi (penananam hutan kembali), penghijauan, membuat system pertanian yang baik, mengelola alam secara tepat dan bijaksana serta membuat peraturan dan Undang- Undang.

Oleh karena itu, masalah lingkungan sesungguhnya lebh bergantung kepada tingkah laku kita yang semena-menan terhadap lingkungan sehingga menurunkan jumlah maupun mutu lingkungan hidup. Ditambah lagi pertumbuhan penduduk yang tidak terkendalikan, maka keadaan lingkungan semakin semrawut.

Sebagai contoh, penggundulan hutan. Penebangan liar pada hutan-hutan yang tersebar di wilayah Kabupaten Wonosobo mengakibatkan siklus iklim tidak berjalan sebagaimana mestinya. Terkadang panas terik berkepanjangan, dan terkadang hujan tak terkendalikan. Ini akibat kemampuan alam dalam menahan air hujan untuk disimpan menjadi air tanah menjadi berkurang. Menurunnya kemampuan alam menahan air hujan ini menybebakan terjadinya erosi dan selanjutnya menyebabkan banjir.

Akibat erosi, kadar lumpur di sungai menjadi naik, warna air menjadi keruh dengan di dalamnya kemungkinan terbawa pula bibit-bibit penyakit. Akibat lainnya lagi, mungkin beberapa tahun ke depan kita kehilangan mata air dan sulit membuat sumur karena mutu dan jumlah air tanah pun menjadi berkurang. Padahal air bisa dimanfaatkan sebagai energi listrik, sehingga kita bisa memanfatkannya untuk membuat kincir air yang menghasilkan tenga listrik

Akibat penebangan liar hutan-hutan menjadi rusak. Kurang lebih 15 ribu hektar hutan produktif di Kab. Wonosobo telah rusak yang mana bila tidak segera dihijaukan kembali akan menimbulkan bencana dan menyengsarakan hidup anak cucu kita.

Kerusakan lingkungan juga telah mengakibatkan iklim yang tidak menentu dan. kekeringan berkepanjangan serta air yang tidak terkendali yang berakibat banjir dan longsor. Sesungguhnya kita harus memanfaatkan segala sumber daya ini untuk kebaikan. Allah berfirman :
"Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik." (Q.S.2:195)

Kini diperkirakan tanah rusak di Indonesia lebih dari 50 juta hektar atau lebih dari seperempat luas daratan Indonesia. Tanah rusak ini meliputi hutan rusak, beberapa padang ilalang dan tanah-tanah kritis. Hal ini terjadi terutama akibat dominasi dan keserakahan manusia. Dan kita sudah merasakan akibat-akibat yang ditimbulkan oleh kerusakan lingkungan. Diantaranya adalah berbagai bencana alam seperti banjir, tanah longsor, perubahan cuaca, pemanasan global, berkurangnya spesies hewan dan kerusakan flora dan fauna. Jika kerusakan-kerusakan ini terus meningkat, bukan tidak mungkin kita akan kekurangan bahan makanan dan berbagai kebutuhan hidup lainnya.

Oleh karenanya, marilah kita menjaga anugerah Allah ini dengan menanamkan pendidikan lingkungan di dalam keluarga, sekolah-sekolah maupun desa-desa agar kita dapat hidup nyaman dan sejahtera. Marilah kita memberi teladan kepada anak cucu kita untuk tidak semena-mena dan serakah terhadap lingkungan. Melalui usaha menanam pohon meskipun 1-2 batang, mudah-mudahan kita mendapat berkah lingkungan yang nyaman.

Sesungguhnya lingkungan mempunyai pengaruh dan fungsi yang sangat besar bagi kehidupan dan kelangsungan hidup. Jangan sampai kita dianggap Allah sebagai orang yang berbuat kerusakan, namun menganggap berbuat baik. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan. Sesungguhnya manusia akan ditimpa bencana, manakala tidak mampu membangun hubungan dengan Allah dan lingkunganya.

"Dan bila dikatakan kepada mereka: Janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, mereka menjawab: "Sesungguhnya kami orang-orang yang mengadakan perbaikan."
Ingatlah, sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang membuat kerusakan, tetapi mereka tidak sadar." (Q.S.2:11-12).

Artikel Terkait



0 komentar:

geo fles