Dimasa kejayaan Mike Tyson, hampir setiap orang di seluruh dunia pasti akan menilai bahwa kemenangan pertandingan diberikan kepada para penantang, sebab kenyataannya jarang seklai penantang yang bertahan sampai ronde akhir melawan si "leher beton" itu. Malah ada yang dirobohkan hanya dalam hitungan detik. Sosok Tyson dibentuk oleh citra sebagai petinju tanpa tanding seakan-akan ia adalah makhluk "pengecualian". Hingga kemudian Hollyfield menerima tawaran bertanding dengan si leher beton itu. Masih segar dalam ingatan kita, Hollyfield ternyata mampu mengalahkan Tyson. Sejak saat itu citra tentang Tyson yang telah didefinisikan oleh masyarakat dunia setidaknya tidak lagi mengarah pada sosok pengecualian atau tanpa tanding.
Posisi Mental
Tak bisa dipungkiri, semua orang membutuhkan strategi mempertemukan keunggulan diri guna melawan kelemahan lawan. Belajar dari pertandingan tinju di atas, kemenangan atau kekalahan dalam menghadapi problem sebenarnya tidaklah diukur oleh besar-kecil problem yang mayoritas telah didefinisikan oleh pencitraan umum sebagai suatu persoalan yang sulit, tidak mungkin atau sudah dicoba banyak orang tetapi gagal. Kenyataannya kemenangan dihasilkan oleh strategi bagaimana anda mendifinisikan keunggulan di dalam dan kekurangan di luar sehingga mampu memilih posisi untuk menempatkan postur diri (disebut juga postur mental) secara tepat di hadapan problem. Postur Diri adalah posisi mental tertentu yang anda gunakan dalam melihat suatu persoalan.
a. Pemenang
Problem mempunyai konstruksi seperti gajah dan mayoritas orang menempati posisi mental seperti dilakukan orang buta yang meraba gajah tersebut. Dengan posisi mental demikian maka apa yang didefinisikan tentang problem tidak bisa menjabarkan sisi mana yang lebih sederhana dan lebih dulu diselesaikan kecuali hanya dimiliki oleh sedikit orang dengan posisi pemenang.
Jika merujuk pada identifikasi Dr. R.M. Bucke dalam bukunya Cosmic Consciousness (Performance Unlimited: 1998), maka karakteristik dominan dari seorang postur pemenang adalah sebagai berikut:
- Realistik - menempatkan posisi mental berada di atas realitas, tidak tenggelam di dalamnya.
- Mengakui - menerima diri, orang lain dan keadaan dengan ‘understanding as they are’
- Sederhana - mampu menempatkan diri secara tepat: tidak kurang dan tidak lebih
- Problem Solving - melihat persoalan dari partikulasi atau sudut yang paling mungkin untuk diselesaikan.
Dengan posisi mental sebagai pemenang maka sangat dimungkinkan bahwa individu akan menghasilkan kemenangan di akhir pertandingan melawan problem hidupnya. Setidaknya pun ia masih belum menang secara total tetapi setidaknya sudah bisa mengalahkan mentalitas kalah di dalam dirinya.
b. Pecundang
Posisi mental kalah atau pecundang adalah kualitas mental yang melihat problem sebagai the absolute truth of problem, sebuah alasan yang dijustifikasi dan bukan tantangan yang menuntut solusi. Kekalahan itu bisa diekspresikan dengan penolakan dalam bentuk kerelaan hilangnya harga-diri sebagai manusia normal. Postur pecundang ini tidak bisa dilepaskan dari gaya hidup berbasis problem yang melihat kenyataan dengan lensa problem. Menurut Patrice Steen dan John Robson dalam artikelnya Choose What You Want in Life (Higher Awareness - Inner Journey Newsletter: 2001) karakteristik dari gaya hidup berbasis problem adalah:
- Ketakutan terhadap sesuatu
- Terintimidasi harapan pihak lain
- Kebiasaan yang salah dalam menangani masalah
- Perilaku reaktif semata
Dampak paling buruk dari postur pecundang adalah kerelaan hilangnya harga diri. Kerelaan ini kalau didukung dengan keberanian akan menghasilkan tindakan yang tidak saja merugikan diri sendiri melainkan tindakan brutal yang menghalalkan segala cara dan tentu saja merugikan orang lain.
c. Pasrah
Postur ini secara kualitatif berada di antara kedua postur di atas atau lebih tepatnya dikatakan postur berpotensi menang atau kalah, tergantung kemauannya untuk berkembang. Ciri khas yang paling menonjol adalah mempermasalahkan masalah yang sednag emnimpanya sebab bagi dirinya masalah adalah sebatas apa yang ia rasakan tidak enak. Biasanya ia sama sekali tidak mengambil prakarsa solusi secara keseluruhan atau bagiannya sebab merasa orang lain di dekatnya lebih mampu. Merujuk pada pendapat Andrew Wood dalam bukunya Life’s Champions (Hammond e-Resource: 2002) penyebab dari postur ini adalah kekurangan perangkat sumber daya berupa: pengetahuan atau ketrampilan.
Bagaimana Menjadi Pemenang?
Prinsip dasar pembelajaran-diri adalah manusia dilahirkan untuk menyelesaikan semua bentuk problem: difficulty, dilemma, puzzle, atau mystery. Sesuai dengan perubahan dan kemajuan maka kompleksitas tiap bentuk pun bertambah sehingga mau tidak mau menuntut perbaikan kemampuan menciptakan solusi secara terus-menerus untuk menjadi lebih baik. Posisi mental pemenang dihasilkan dari upaya pembelajaran-diri secara terus menerus, perbaikan dan peningkatan dari beberapa materi berikut:
1. Membangun karakter
Tak aneh kalau dikatakan hidup adalah permainan yang diperagakan di atas panggung di mana masing-masing orang memainkan peranannya. Posisi mental pemenang merupakan cerminan karakter mental menang dan karakter menang didasarkan pada sejauhmana anda menjiwai naskah asli anda. Orang yang memahami secara utuh siapa dirinya dengan peranan yang harus dimainkan, memahami bagaimana lingkungan dan masalah yang dihadapi maka akan menghasilkan karakter superior di mana ia menginjakkan kaki di atas bumi realitas tanpa was-was, atau rasa khawatir atas ancaman yang muncul dari sesuatu yang tidak diketahui atau virus "Jangan-jangan kalau..."
2. Membangun keyakinan
Menghadirkan posisi pemenang atas problem mutlak membutuhkan keyakinan atas kemampuan diri (self confidence - PD). Self Confidence dibentuk dari sejumlah alasan faktual tentang kemenangan masa lalu anda atas berbagai persoalan. Semakin banyak kesuksesan masa lalu yang anda kumpulkan akan menjadikan anda semakin "PD" menghadapi persoalan sekarang. Meskipun secara data tehnis bisa jadi berbeda antara problem masa lalu dan sekarang tetapi yang perlu anda kembangkan adalah karakter mental dan rasa percaya diri.
3. Membangun dukungan
Dukungan orang lain adalah power bagi anda untuk menghasilkan posisi mental pemenang. Tetapi mendapatkan dukungan adalah akibat (the effect) dari usaha anda menciptakan alasan bagi orang lain bahwa anda layak didukung. Semua itu perlu dimulai dari dalam guna membangun kepercayaan dan kredibilitas secara moral dan professional. Moral adalah manifestasi kepribadian yang dibentuk oleh nilai-nilai luhur seperti kejujuran, keikhlasan, pengabdian dan lain-lain, sementara profesionalitas adalah penguasaan ketrampilan atau pengetahuan khusus.
Membangun postur diri adalah pencapaian kualitas mental dalam menghadapi problem kehidupan dari waktu ke waktu. Prinsip yang paling mendasar adalah probem bukanlah "the absolute truth of fact" tetapi murni "the shadow of mindset" yang menyisakan sekian banyak sudut pandang. Kemenangan dan kekalahan dalam melawan problem bukan ditentukan oleh ukuran besar-kecil problem akan tetapi posisi mental yang kita pilih secara rasional untuk mengambil posisi mental pemenang. Sebab fakta alamiah menunjukkan bahwa semakin "besar" ukuran seseorang semakin besar pula ukuran problem yang dihadapi. Selamat mencoba.
0 komentar:
Posting Komentar