Pesantren Kesayangan ku

Pesantren Kesayangan ku
PONDOK PESANTREN BAITUL MAGHFIROH

IQRO

Psikologi Engineering

Mobil Saya Lebih Bagus Dari Kamu!


Dewasa ini seringkali orang menganggap mempunyai atau membeli sebuah kendaraan sebagai investasi, simbol status, atau bahkan sebuah tujuan hidup. Banyak orang tidak sadar bahwa memiliki sebuah kendaraan merupakan komitmen panjang, terutama dari segi perawatan.

Perawatan kendaraan bukan saja sekedar mengganti oli, ban, busi, atau wiper secara rutin, tapi juga secara mendasar, dari tipe bensin yang dipakai, cara penggunaan fitur mobil, bahkan cara mengendara. Karena ini adalah topik yang mendalam, untuk sekarang ini kita tidak membahas tata cara mengendara kendaraan, tetapi kita akan membahas perawatan mobil dengan arti sesungguhnya.
Salah Kaprah
Banyak orang membeli kendaraan dewasa ini hanya sekedar melihat atau mendengar informasi dari teman ataupun sanak keluarga mengenai kendaraan yang orang tersebut pakai atau pernah pakai. Banyak contoh kasus seperti ini:

Seseorang ingin membeli kendaraan dengan merek tertentu yang ia belum pernah pakai sebelumnya, lalu ia mencari tahu informasi hanya dengan nasehat dari keluarga atau teman yang pernah memakainya. Dalam kasus ini bisa saja ia dinasehati untuk tidak mengambil kendaraan dengan merek tersebut karena mempunyai masalah A, B, dan C. Lalu, dibekali dengan nasehat pengalaman orang yang ia konsultasikan tersebut, orang itu tidak jadi membeli kendaraan merek itu. Namun orang yang ia tanya tersebut sudah lama sekali tidak memakai kendaraan dengan merek tersebut. Jika dilihat dari hal logika atau proses analisis tentu saja ini tidak masuk akal, sebab seiring waktu sebuah pembuat kendaraan pasti akan memperbaiki kesalahan model kendaraannya (kecuali jika pembuat kendaraan tersebut adalah perusahaan di negara komunis yang hanya bisa menjiplak model pabrikan lain), selain itu faktor yang perlu dilihat dan yang paling memberatkan adalah bagaimana cara orang tersebut merawat kendaraannya.

Dapat kita lihat sekarang-sekarang ini di pom bensin misalnya, sebuah kendaraan model terbaru yang sudah jelas memiliki mesin teknologi baru mengisi bahan bakar yang tidak sesuai spesifikasi.

Contoh: sebuah mobil mewah tahun 2009 dengan mesin V6 diisi dengan bensin premium!! Atau mobil tahun 2005 yang biasanya memakai oli tertentu di bengkel resmi, diganti dengan menggunakan standar yang lebih rendah di bengkel spesialis hanya karena masa garansi sudah habis dan menghemat uang!


Brand Versus Mind

Maka tidak heran jika di Indonesia tercinta ini banyak sekali orang yang terbawa suasana-arus brand minded.

Mungkin sekarang anda bertanya, apa hubungannya brand minded dengan bensin, oli, atau perawatan mobil?

Jawabannya: Banyak sekali orang di Indonesia menghubungkan Brand dengan Ease of Maintenance. Jadi di benak orang-orang suka terdapat pikiran “Saya akan membeli mobil merek A, karena sudah jelas gampang untuk di rawat”. Sebenarnya tidak seperti itu, sebelum anda kaget, saya akan kasih tahu yang sebenarnya terjadi: It’s not WHAT you own, it’s HOW you own it! artinya, tidak penting apa yang anda miliki, tetapi bagaimana anda merawat yang anda miliki. Kadang bagi beberapa orang yang saya kenal, fanatik terhadap suatu brand itu menjadi sesuatu yang bahaya secara sosial, karena orang tersebut dengan semangat membara ’45 membela merek yang mereka senangi sampai batas akhir dan jika diberi suatu kejelekan tentang merek tersebut akan mudah berapi-api alias marah.
Untuk itu, mari kita simak kalimat pembuka saya di artikel ini:

“Banyak orang tidak sadar bahwa memiliki sebuah kendaraan merupakan komitmen panjang, terutama dari segi perawatan.”
Dengan kalimat tersebut, bisa diterapkan masalah perawatan kendaraan yang saya maksud, dengan kondisi masyarakat yang Brand Minded. Disini seperti saya bilang perawatan itu bukanlah sekedar hal rutin yang kita dapat serahkan ke bengkel selagi kendaraan kita masih dalam masa garansi, tetapi juga cara memakai mobil tersebut, terutama memahami kompleksitas dan fitur yang terdapat di mobil itu sendiri. Dewasa ini makin banyak mobil dijual dengan menggunakan teknologi multimedia dan juga komputer informasi, dalam dunia mobil mewah sebut saja Mercedes-Benz dengan sistem COMAND, BMW dengan iDrive, Audi dengan MMI, Lexus dengan RemoteTouch, dan sebagainya. Bahkan mobil-mobil sekarang ini hampir semuanya (bukan saja mobil mewah) mempunyai sistem limp-home, yaitu jika terdapat kerusakan pada mesin, sistem ini akan bekerja dan membatasi putaran mesin pada RPM tertentu dan kecepatan tertentu guna membawaya dengan keadaan utuh ke bengkel (jadi tidak mogok atau kebakaran dan sebagainya).

Sayangnya banyak pemilik mobil yang kurang memahami kendaraannya dan nekat mempercayai apa yang orang lain katakan daripada mempelajarinya sendiri atau dari sumber lain, seperti komunitas mobil, internet, pakar otomotif, dan sebagainya. Tidak sedikit orang yang saya jumpai mengatakan “ah nggak apa2 kok mobil ini diisi premium” padahal tertera secara jelas di buku panduan “MINIMAL RON 91” alias Pertamax. Lalu orang itu mengatakan bahwa dirinya diberi tahu oleh sales showroom dimana ia membeli kendaraannya bahwa cukup dengan menggunakan premium saja mobil tersebut bisa jalan. Memang betul dan tidak salah, sungguh benar sekali bahwa mobil tersebut bisa jalan dengan bensin tersebut, walaupun seiring dengan waktu penimbunan kotoran yang terjadi akibat penggunaan BBM yang tidak sesuai dapat merusak mesin hingga fatal, lantas yang disalahkan kalau sudah begini kemungkinan besar adalah merek mobilnya. Intinya: umur mesin akan menjadi pendek secara cepat jika dibanding penggunaan BBM yang sesuai. Sungguhlah, sebuah kendaraan itu sudah di desain sedemikian rupa oleh para insinyur untuk menggunakan BBM, Oli, dan suku cadang yang seharusnya dipakai, dan pada mobil-mobil modern sekarang ini, batas toleransi semakin mengecil untuk kesalahan karena sistem-sistem canggih yang digunakan.

Jadi sungguh bahaya sekali sebuah pemikiran “saya akan membeli mobil merek A karena merek tersebut terkenal gampang untuk di rawat”. Seharusnya para pemilik mobil harus sudah bisa berpikir bahwa dengan kemajuan teknologi yang semakin canggih, sebuah kendaraan memiliki failure rate yang tinggi pula JIKA tidak di rawat dengan semestinya seperti menurut buku petunjuk penggunaan mobil. Jadi tidak ada salahnya sebelum membeli sebuah mobil untuk konsultasi dengan orang bengkel, orang yang pernah mempunyai mobil dengan merek, model, dan tahun yang sama baik itu melalui komunitas mobil di internet atau di dunia nyata. Brand tidak membuat sebuah mobil lebih gampang atau susah di rawat, hanya mindset manusia sendirilah yang membuatnya lebih susah atau gampang.

Sekali lagi seperti dalam kalimat pembukaan saya:

“Banyak orang tidak sadar bahwa memiliki sebuah kendaraan merupakan komitmen panjang, terutama dari segi perawatan.”

Teknologi sekarang ini dibuat untuk memudahkan pengguna merawat barang-barangnya, begitu juga dengan mobil. Mobil-mobil modern sekarang ini, apalagi mobil mewah berharga miliaran rupiah yang sudah dilengkapi dengan komputer informasi dapat memberi tahu kepada pengendara bagian mana yang rusak atau salah operasi, sehingga bisa dibenarkan di bengkel dan tanpa ditipu pula. Walaupun begitu sayangnya tidak sedikit pula orang yang suka mengakali atau mengganti spare-part dengan yang tidak semestinya, biasanya barang yang sama tetapi dengan kualitas rendah. Atau benar-benar diakali dengan kreatif sehingga mengira dirinya seorang insinyur otomotif, seperti mengelas sesuatu yang seharusnya tidak di las, atau memasang sesuatu yang tidak disarankan (biasanya demi gaya), contoh: memasang lampu HID pada mobil yang batok lampunya tidak layak dipasang lampu jenis tersebut. Sehingga hasilnya dapat membahayakan pengendara lain, namun sayangnya showroom-showroom sekarang ini juga mengambil inisiatif tersebut demi mendongkrak penjualan karena kompetisi penjualan mobil yang ketat.

Maka tidak heran jika ada suatu merek mobil yang di label “tidak gampang di rawat” atau “rewel”. Bukan karena mobil tersebut memang rewel, atau mereknya yang membuat rewel, tetapi dari ketidakbecusan pemilik yang mengambil jalan pintas dalam merawat mobil tersebut atau terlalu kreatif dengan kendaraannya, sehingga masa bakti mobil tersebut dapat terganggu dengan sering rusak. Harap diingat: Bahwa merawat sebuah mobil tidak sama dengan merawat sepeda! Dan cara merawat mobil itu selalu berbeda-beda dari satu merek, model, dan generasi.

Contoh: Merawat Toyota corolla tahun 1979 TIDAK sama dengan merawat merk dan model yang sama tapi yang tahun terbaru, terutama karena perbedaan desain sistem, teknologi, dan juga persyaratan minimal (bensin yang digunakan berbeda, juga dengan oli, air radiator, dsb).


Belajar, Belajar, Praktekan!
Para pemilik kendaraan dewasa ini sangat disarankan untuk mencari tahu tentang mobilnya sebelum dan sesudah mereka beli, karena walaupun mobil adalah sebuah alat transportasi bukan berarti tugasnya hanya itu saja. Apalagi dengan kemajuan teknologi yang dapat membantu pengendara dan penumpang untuk sampai ke tujuan dengan selamat, dan juga pada saat yang bersamaan menopang dan membuat kerjaan pemiliknya lebih efisien (beberapa mobil jaman sekarang sudah mempunyai koneksi internet dan juga TV yang dapat membantu kerja seperti layaknya dalam pesawat).

Kenalilah keterbatasan kendaraan anda agar anda dapat dengan benar-benar menikmatinya dan tidak merusaknya karena sesuatu hal yang tidak dimengerti, baik karena tidak paham dengan teknologinya, ataupun cara penggunaannya. Mengenal keterbatasan juga akan membantu pengemudi untuk mengemudikan mobilnya dengan aman, supaya tidak terjadi hal yang tidak mengenakkan seperti mengira bahwa mobilnya dapat dijadikan mobil balap atau dengan aman melibas jalanan dengan genangan air di kecepatan tinggi.

Artikel Terkait



0 komentar:

geo fles