Gangguan Stres Pasca Trauma merupakan gangguan mental pada seseorang yang muncul setelah mengalami suatu pengalaman traumatik dalam kehidupan atau suatu peristiwa yang mengancam keselamatan jiwanya. Sebagai contoh peristiwa perang, perkosaan atau penyerangan secara seksual, serangan yang melukai tubuh, penyiksaan, penganiayaan anak, peristiwa bencana alam seperti : gempa bumi, tanah longsor, banjir bandang, kecelakaan lalu lintas atau musibah pesawat jatuh. Orang yang mengalami sebagai saksi hidup kemungkinan akan mengalami gangguan stres. (Bufka & Barlow, 2006:1) Berbagai bencana yang menimpa saudara-saudara kita di nusantara, seperti yang disampaikan oleh Aloys Budi Purnomo (Kompas: 29 Juni 2006) "Tak henti hentinya republik ini tertimpa bencana"; Tsunami di Aceh dan Nias; Gempa di Yogyakarta dan Jawa Tengah, lalu banjir di Sulawesi Selatan, Gorontalo, Kalimantan, yang menewaskan ratusan orang; di Sidoarjo, rakyat harus mengungsi karena kebanjiran lumpur panas. Oleh karenanya perlu disosialisasikan hal-hal praktis berkaitan dengan Gangguan Stress Pasca Trauma. Mencari dukungan Sosial Pilihan Dukungan Sosial Hal hal yang harus dilakukan Hal hal yang jangan dikerjakan Cara untuk dapat berhubungan Memberikan Dukungan Sosial Anda dapat membantu anggota keluarga dan teman yang mengalami bencana dengan berbagi waktu bersama mereka dan mendengarkan cerita dengan seksama. Banyak orang dapat pulih dengan baik ketika merasa diterima dan dimengerti oleh orang lain. Beberapa memilih untuk tidak banyak menceritakan pengalamannya, dan beberapa mungkin sebaliknya mendiskusikanya sampai berulang kali. Membicarakan kejadian yang terjadi akibat bencana dapat sedikit membantu, bersamaan dengan hal itu, hanya dengan berbagi waktu bersamanya dapat membuatnya merasa dekat dan diterima, walau tanpa berkata-kata dapat merasa lebih baik. Alasan Mengapa orang akan menolak Dukungan Sosial Hal positif yang terjadi bila mendapatkan dukungan Sosial Hal-hal yang dapat mengganggu Dukungan Sosial Jika Dukungan Sosial yang diberikan tidak mencukupi.. Sumber utama : National Center for PTSD (2006)
Pesantren Kesayangan ku
IQRO
Psikologi Klinis Gangguan Stress Pasca Trauma
Melakukan kontak dengan orang lain dapat mengurangi perasaan sedih (distress)
Anak-anak dan para remaja dapat ketenangan dan hal positif bila dapat berkumpul dengan teman sebayanya
Kontak hubungan dapat dilakukan dengan anggota keluarga, teman atau dengan sesama korban
Suami/Istri
Pacar
Pendeta, Pastur, Biarawati, Ustad, Ustadzah, Alim Ulama
Kelompok Relawan
Anggota keluarga terpercaya
Dokter atau perawat
Rekan Kerja
Teman dekat
Konselor Krisis
Hewan Peliharaan
Diam saja karena menganggap hanya akan membuat kesal
Diam karena mengira mereka tidak akan mendengarkan
Diam karena karena takut menyinggung perasaan
Hanya menunggu karena ikut stres atau takut tidak dapat membantu
Hubungi keluarga atau teman dengan telepon
Ikut terlibat dengan kelompok sukarelawan
Tingkatkan kontak dengan teman dekat
Ikut terlibat dalam aktivitas pemulihan
Bangun /aktifkan kembali kegiatan pengajian-pengajian di masjid/kegiatan ke gereja/pure/klenteng
Tidak tahu apa yang mereka inginkan
Tidak ingin merepotkan orang lain
Ingin menghindari untuk memikirkan atau merasakan peristiwa traumatis
Merasa malu atau lemah
Meragukan bahwa hal tersebut dapat membantunya, atau orang lain tidak dapat mengerti
Merasa orang lain akan kecewa atau menghakiminya
Merasa akan kehilangan kontrol diri
Sudah putus asa mencari bantuan dan merasa sebelumnya tidak ada yang membantu
Tidak tahu harus minta tolong kepada siapa?
Terlihat tertarik, perhatian dan peduli
Terlihat adanya reaksi hormat pada individu dan mulai mampu menjalani dengan lebih baik
Dapat berkomentar lebih baik tentang bencana yang sudah terjadi
Dapat berkomunikasi dengan baik setiap saat
Dengan berjalanya waktu stres dapat berangsur-angsur pulih
Diyakini semua orang dapat pulih seperti sedia kala
Bebas dari penilaian orang lain
Dapat berdiskusi tentang hal-hal positif yang dapat dilakukan dalam pemulihan
Dapat diajak berbicara atau berbagi waktu bersama selama diperlukan
Memaksa orang untuk merasa nyaman dan mengatakan bahwa semua itu sudah berlalu
Menunjukan bahwa orang lain lebih lemah dibandingkan dengan diri anda yang tegar karena dapat menjalani hidup dengan lebih baik
Hanya membicarakan pengalamannya sendiri tanpa mau mendengar cerita orang lain
Memberi saran yang tidak tepat karena anda tidak bertanya atau mendengarkanya terlebih dahulu
Menghentikan pembicaraan sewaktu orang tersebut mengutarakan hal-hal yang mengganggu dirinya
Mengatakan pada mereka, bahwa mereka termasuk yang beruntung karena selamat
Biarkan mereka mengetahui apa yang dikatakan para ahli bahwa menghindar dan menarik diri akan menyebabkan peningkatan kesedihan/ketakutan (distress) dan menyadarkan bahwa dukungan sosial yang diberikan dapat menolong mereka untuk pulih
Meyakinkan mereka agar mau untuk berkomunikasi dengan konselor, ustad/pendeta, atau dokter/perawat yang menawarkan diri membantu mereka
Meyakinkan mereka untuk terlibat dalam kelompok yang mendukung satu sama lain yang sama-sama tertimpa bencana
Pada akhirnya dukungan orang lain dalam lingkungan sosial akan menjadi bagian diri anda yang sangat mendukung satu sama lain.
0 komentar:
Posting Komentar