Pesantren Kesayangan ku

Pesantren Kesayangan ku
PONDOK PESANTREN BAITUL MAGHFIROH

IQRO

Psikologi Klinis Gangguan Stress Pasca Trauma

Gangguan Stres Pasca Trauma merupakan gangguan mental pada seseorang yang muncul setelah mengalami suatu pengalaman traumatik dalam kehidupan atau suatu peristiwa yang mengancam keselamatan jiwanya. Sebagai contoh peristiwa perang, perkosaan atau penyerangan secara seksual, serangan yang melukai tubuh, penyiksaan, penganiayaan anak, peristiwa bencana alam seperti : gempa bumi, tanah longsor, banjir bandang, kecelakaan lalu lintas atau musibah pesawat jatuh. Orang yang mengalami sebagai saksi hidup kemungkinan akan mengalami gangguan stres. (Bufka & Barlow, 2006:1)

Berbagai bencana yang menimpa saudara-saudara kita di nusantara, seperti yang disampaikan oleh Aloys Budi Purnomo (Kompas: 29 Juni 2006) "Tak henti hentinya republik ini tertimpa bencana"; Tsunami di Aceh dan Nias; Gempa di Yogyakarta dan Jawa Tengah, lalu banjir di Sulawesi Selatan, Gorontalo, Kalimantan, yang menewaskan ratusan orang; di Sidoarjo, rakyat harus mengungsi karena kebanjiran lumpur panas. Oleh karenanya perlu disosialisasikan hal-hal praktis berkaitan dengan Gangguan Stress Pasca Trauma.

Mencari dukungan Sosial

  • Melakukan kontak dengan orang lain dapat mengurangi perasaan sedih (distress)
  • Anak-anak dan para remaja dapat ketenangan dan hal positif bila dapat berkumpul dengan teman sebayanya
  • Kontak hubungan dapat dilakukan dengan anggota keluarga, teman atau dengan sesama korban

Pilihan Dukungan Sosial

  • Suami/Istri
  • Pacar
  • Pendeta, Pastur, Biarawati, Ustad, Ustadzah, Alim Ulama
  • Kelompok Relawan
  • Anggota keluarga terpercaya
  • Dokter atau perawat
  • Rekan Kerja
  • Teman dekat
  • Konselor Krisis
  • Hewan Peliharaan

Hal hal yang harus dilakukan


  • Berbicara dengan hati-hati
  • Memulai pembicaraan mengenai hal yang praktis
  • Menanyakan terlebih dahulu apakah ini waktu yang tepat untuk mengajaknya berbicara
  • Sudah dipersiapkan hal yang ingin didiskusikan
  • Beritahu maksud kehadiran anda apakah anda ingin mengajak berbicara atau hanya sekedar menemaninya
  • Beritahu betapa berterima kasihnya anda atas kesediaan untuk mendengarkan
  • Pilihlah waktu dan tempat yang tepat
  • Bicarakan rasa sakit dan pahit yang menimpanya ketika anda sudah siap
  • Tanyakan apa yang anda inginkan atau bagaimana dapat membantunya – suatu hal utama yang dapat membantunya saat ini

Hal hal yang jangan dikerjakan

  • Diam saja karena menganggap hanya akan membuat kesal
  • Diam karena mengira mereka tidak akan mendengarkan
  • Diam karena karena takut menyinggung perasaan
  • Hanya menunggu karena ikut stres atau takut tidak dapat membantu

Cara untuk dapat berhubungan

  • Hubungi keluarga atau teman dengan telepon
  • Ikut terlibat dengan kelompok sukarelawan
  • Tingkatkan kontak dengan teman dekat
  • Ikut terlibat dalam aktivitas pemulihan
  • Bangun /aktifkan kembali kegiatan pengajian-pengajian di masjid/kegiatan ke gereja/pure/klenteng

Memberikan Dukungan Sosial

Anda dapat membantu anggota keluarga dan teman yang mengalami bencana dengan berbagi waktu bersama mereka dan mendengarkan cerita dengan seksama. Banyak orang dapat pulih dengan baik ketika merasa diterima dan dimengerti oleh orang lain. Beberapa memilih untuk tidak banyak menceritakan pengalamannya, dan beberapa mungkin sebaliknya mendiskusikanya sampai berulang kali. Membicarakan kejadian yang terjadi akibat bencana dapat sedikit membantu, bersamaan dengan hal itu, hanya dengan berbagi waktu bersamanya dapat membuatnya merasa dekat dan diterima, walau tanpa berkata-kata dapat merasa lebih baik.

Alasan Mengapa orang akan menolak Dukungan Sosial

  • Tidak tahu apa yang mereka inginkan
  • Tidak ingin merepotkan orang lain
  • Ingin menghindari untuk memikirkan atau merasakan peristiwa traumatis
  • Merasa malu atau lemah
  • Meragukan bahwa hal tersebut dapat membantunya, atau orang lain tidak dapat mengerti
  • Merasa orang lain akan kecewa atau menghakiminya
  • Merasa akan kehilangan kontrol diri
  • Sudah putus asa mencari bantuan dan merasa sebelumnya tidak ada yang membantu
  • Tidak tahu harus minta tolong kepada siapa?

Hal positif yang terjadi bila mendapatkan dukungan Sosial

  • Terlihat tertarik, perhatian dan peduli
  • Terlihat adanya reaksi hormat pada individu dan mulai mampu menjalani dengan lebih baik
  • Dapat berkomentar lebih baik tentang bencana yang sudah terjadi
  • Dapat berkomunikasi dengan baik setiap saat
  • Dengan berjalanya waktu stres dapat berangsur-angsur pulih
  • Diyakini semua orang dapat pulih seperti sedia kala
  • Bebas dari penilaian orang lain
  • Dapat berdiskusi tentang hal-hal positif yang dapat dilakukan dalam pemulihan
  • Dapat diajak berbicara atau berbagi waktu bersama selama diperlukan

Hal-hal yang dapat mengganggu Dukungan Sosial

  • Memaksa orang untuk merasa nyaman dan mengatakan bahwa semua itu sudah berlalu
  • Menunjukan bahwa orang lain lebih lemah dibandingkan dengan diri anda yang tegar karena dapat menjalani hidup dengan lebih baik
  • Hanya membicarakan pengalamannya sendiri tanpa mau mendengar cerita orang lain
  • Memberi saran yang tidak tepat karena anda tidak bertanya atau mendengarkanya terlebih dahulu
  • Menghentikan pembicaraan sewaktu orang tersebut mengutarakan hal-hal yang mengganggu dirinya
  • Mengatakan pada mereka, bahwa mereka termasuk yang beruntung karena selamat

Jika Dukungan Sosial yang diberikan tidak mencukupi..

  • Biarkan mereka mengetahui apa yang dikatakan para ahli bahwa menghindar dan menarik diri akan menyebabkan peningkatan kesedihan/ketakutan (distress) dan menyadarkan bahwa dukungan sosial yang diberikan dapat menolong mereka untuk pulih
  • Meyakinkan mereka agar mau untuk berkomunikasi dengan konselor, ustad/pendeta, atau dokter/perawat yang menawarkan diri membantu mereka
  • Meyakinkan mereka untuk terlibat dalam kelompok yang mendukung satu sama lain yang sama-sama tertimpa bencana
  • Pada akhirnya dukungan orang lain dalam lingkungan sosial akan menjadi bagian diri anda yang sangat mendukung satu sama lain.

Sumber utama : National Center for PTSD (2006)

Artikel Terkait



0 komentar:

geo fles